Sukses

Potong Rambut Setengah Botak, Cara Unik Ibu Cegah Anak Remajanya Keluar di Masa Pandemi

Awalnya, ibu dan penata rambut di sebuah salon bermaksud mengukir kata "COVID-19" di rambut remaja lelaki itu.

Liputan6.com, Jakarta - Memberi pemahaman pada anak, termasuk anak remaja, untuk mengurangi mobilitas di luar rumah selama pandemi COVID-19 telah jadi tantangan tersendiri bagi para orangtua. Namun, seorang ibu asal Taiwan memilih cara tidak biasa untuk memastikan anjuran itu diikuti putranya.

Mengutip Says, Rabu, 2 Juni 2021, ini terungkap setelah seorang penata rambut, baru-baru ini, berbagi bahwa seorang klien salonnya meminta permintaan tidak biasa. Menurutnya, ibu yang khawatir itu ingin mencegah anaknya keluar karena meningkatnya kasus COVID-19 di wilayah tersebut.

Era News melaporkan, bocah lelaki itu sering pergi keluar, menurut ibunya. Jadi, ia meminta penata rambut untuk memberi putranya potongan rambut yang akan menghalanginya pergi.

Penata rambut berbagi foto di grup Facebook publik dan menulis bahwa bocah itu menangis setelah potong rambut. Berdasarkan keterangannya, remaja lelaki itu mengatakan, "Saya tidak ingin keluar lagi." Malang baginya, seluruh proses pemotongan rambut setengah botak itu talah direkam dan meninggalkan jejak digital.

Menurut EBC News, si ibu dan penata rambut awalnya berpikir untuk mengukir kata "COVID-19" di kepala anak berusia 15 tahun tersebut. Tapi, itu dinilai tidak akan efektif karena remaja tersebut akan lebih ingin bertemu temannya untuk "pamer."

Penata rambut akhirnya memutuskan mencukur bagian atas rambut anak remaja itu, membuatnya terlihat seperti pria botak. Sebelumnya, rambut anak tersebut tumbuh normal sampai bagian atas, bahkan cenderung tebal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Adakan Promosi

Menyusul insiden itu dan serangkaian liputan media, menurut Mothership, salon tersebut menerima banyak permintaan dari orangtua untuk menghalangi anak mereka keluar rumah. Sebagai tanggapan, pihaknya mengadakan promosi berupa potongan rambut "pencegahan COVID-19" gratis untuk semua remaja berusia 12--15 tahun yang tidak suka tinggal di rumah.

Kendati insiden itu disukai orangtua dan penata rambut, ada juga yang menyebut bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk "pelecehan pada anak" atau "berlebihan." Satu komentar yang menangkap semangat diskusi mengatakan bahwa rambut selalu dapat tumbuh kembali, tapi pandemi mungkin tidak terkendali.

Taiwan memang sedang menghadapi gelombang baru wabah COVID-19. Sejak Mei 2021, wilayah tersebut berada pada tingkat siaga tertinggi kedua dalam upaya mengekang transmisi lokal virus corona baru.

3 dari 3 halaman

Waspada 5 Gejala COVID-19 pada Anak

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.