Sukses

Cerita Akhir Pekan: Kiat Teh Lokal Kekinian Bangkitkan Minat Anak-Anak Muda

Tak sekadar minuman, lewat teh disampaikan pula adanya kecintaan hingga mampu berdampak pada sosial

Liputan6.com, Jakarta - Rasa dan aroma teh yang khas telah sejak lama memikat para penikmatnya. Seiring berjalan waktu, ada sederet terobosan untuk menyuguhkan teh dalam ragam racikan hingga pengemasan yang menarik, seperti teh lokal kekinian.

Salah satunya adalah eksistensi teh artisan yang disajikan oleh Havilla Tea. Label teh lokal didirikan pada 2014 ini awalnya tercipta karena kecintaan sang founder Havilla Teha Neysa Valeria, pada teh. Kala itu, Neysa yang tengah menempuh studi S2 di Australia sampai mencari informasi soal pendidikan formal mengenai teh, yang dapat memberi training atau sertifikasi di bidang teh. Bak gayung bersambut, pencarian Neysa berbuah manis.

Cakrawalanya mengenai teh kian terbuka bahwa dunia teh begitu luas. Sepulang dari Negeri Kanguru, ia memberanikan diri membuka usaha teh kecil-kecilan. "Ingin mengajak dan memperkenalkan teh berkualitas baik itu kepada orang Indonesia, terutama anak muda," kata Neysa saat dihubungi Liputan6.com, baru-baru ini.

Bicara soal keunggulan, hal ini akan menjadi tantangan dari tahun ke tahun, demikian yang diungkapkan Co-Founder Havilla Tea Ajeng Respati. Juga, ketika tak banyak yang fokus pada speciality tea, label teh ini telah terjun terlebih dahulu tujuh tahun lalu.

"Neysa dan saya kebetulan coba certified di bidangnya sebagai Tea Blender dan Tea Master. Untuk saat ini di Indonesia, brand teh atau speciality tea yang punya dua certified Tea Blender dan Tea Master itu cuma Havilla," kata Ajeng.

Dalam proses olahnya, dikatakan Ajeng, pihaknya menggunakan bahan-bahan yang natural dan berkualitas. Mereka juga sebisa mungkin berfokus untuk membantu petani teh lokal.

"Di Indonesia, beberapa tahun terakhir baru perkebunan teh lokal baru mulai terbuka untuk menjual teh dalam quantity yang enggak terlalu besar kepada pebisnis lokal. 2014 itu susah banget, usaha kecil-kecilan mau beli di bawah 10 kilogram susah," jelas Neysa.

Neysa dan Ajeng mengurasi teh hasil dari perkebunan teh yang ada di Tanah Air. Untuk petani lokal binaan, disebutkan Neysa, lebih ke arah petani yang menghasilkan bahan-bahan pendukung produk mereka.

"Teh itu ada yang single origin, ada juga teh yang di-blend atau dicampur dengan bahan lainnya, bisa berupa buah, bunga juga rempah-rempah dan itulah yang kami ambil dari petani-petani. Fokusnya kebetulan di Ciwidey dan Lembang, Jawa Barat," tambah Neysa.

Setelah proses kurasi, mereka melanjutkannya dengan tahapan pengeringan untuk kemudian dicampur dengan teh. Havilla Tea juga baru saja memiliki rekanan petani binaan di di daerah Jawa Tengah, yakni Paninggaran, Pekalongan.

"Kami sangat menjunjung dan sangat memperhatikan kebersihan dan hygiene standard. Apa yang kami lakukan ada poin give back to the society, salah satunya petani lokal, kami punya satu komunitas penyandang disabilitas binaan," tutur Neysa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Varian hingga Harga

Havilla Tea sendiri memiliki beberapa kategori teh, mulai dari teh putih, teh hijau, teh hitam, dan ada juga herbal. Untuk herbal sendiri, kategori yang tidak ada daun tehnya.

"Contoh, pure bunga cammomile itu enggak ada daun teh. Kami ada 32 produk reguler, berapa banyak yang kami bikin ada ratusan, karena kami membuka kesempatan bagi customer untuk costum blend," lanjutnya.

"Salah satu unique selling proposition (USP) di Indonesia saat ini Havilla satu-satunya yang punya create your own blend, jadi di website mau ciptakan blend sendiri itu bisa dikasih nama," Ajeng menambahkan.

Teh artisan Havilla Tea dijual mulai dari Rp95 ribu--Rp135 ribu. "Soal harga, kadang-kadang orang masih berpikir kurang affordable. Sejak dulu ketika artisan tea belum mulai, kita bertahan di posisi itu salah satunya karena kita ingin membagikan goodness and happiness," ungkap Ajeng.

Pihaknya selalu ingin mengingatkan soal apresiasi pada teh itu sendiri. "Selain proses dan bahan, apresiasi suatu produk kerena bicara soal teh, satu cangkir teh yang tersedia di depan kita itu melewati banyak hal, banyak tangan manusia, apakah kita menyadari dari mulai petaninya, ibu-ibu pemetik daun teh yang setiap hari membawa puluhan kilogram, belum lagi proses di pabrik, sampai di kita dikurasi, lalu blend, serta memikirkan bahan-bahan mana berkualitas dan match di-blend satu sama lain," tutup Ajeng.

3 dari 4 halaman

Jiwa Tea

Teh lokal kekinian turut dihadirkan pula oleh Jiwa Group lewat Jiwa Tea. CEO dan Founder Jiwa Group Billy Kurniawan menyebut, setelah kopi dan toast, bukan tanpa alasan hingga akhirnya terjun di teh.

Billy menjelaskan, pihaknya selalu mengeksplorasi sesuatu yang memiliki added value kepada customer. "Di satu sisi, kita mengangkat teh yang digunakan Jiwa Group adalah teh asli dari Indonesia itu adalah salah satu selling point kita dan informasi yang ingin kita sampaikan ke customer kita," ungkap Billy kepada Liputan6.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Ia mengungkapkan, produk-produk di Jiwa Tea bukan hanya teh secara garis besar, tetapi juga banyak menghadirkan yang tengah menjadi tren terkini dan juga adanya menu klasik. Pihaknya juga memiliki cara tersendiri untuk menarik pasar anak-anak muda apda konsumsi teh.

"Kata kuncinya adalah relevansi, kita bisa membuat apa saja tapi kalau enggak berkomunikasi kepada customer enggak gunanya. Kita selalu mencoba untuk relevan ke market kita," jelasnya.

"Apa sih sekarang yang dicari anak-anak generasi milenial, apa yang mereka suka dari segi desain, offering dan tentu kita tahu milenial sekarang banyak juga demand-nya, bukan hanya dari satu sisi tapi dari semua sisi," tambah Billy.

Maka, dikatakan Billy, pihaknya dipacu untuk menawarkan yang lebih baik lagi. Di satu sisi, hal ini dilakukan untuk benar-benar menargetkan kepada generasi muda.

"Teh kita vendornya dari Indonesia langsung dan diracik oleh Tea Master yang memang memberikan custom blend buat kita. Tea Masteri Indonesia yang meracik dari teh pilihan di Indonesia yang kebanyakan (teh berasal) dari daerah Jawa," tutur Billy.

Unique selling point Jiwa Tea, dikatakan Billy, yang utama adalah affordability, menghadirkan banyak classical menu bubble tea dengan harga terendah di pasaran. "Of course dengan packaging yang unik dan membuat topping yang bervarian yang cocok dengan lidah customer," tambahnya.

"Kita (penyajiannya) kebanyakan fresh to cup. Sementara konsep kopi dan teh kita karena main focus-nya adalah retail, di mana kita ingin serving ke customer grab and go," tutupnya.

4 dari 4 halaman

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.