Sukses

Lebih Dekat dengan Taman Terapung Little Island di Atas Sungai Hudson New York

Taman terapung Pulau Kecil atau Little Island di atas Sungai Hudson diharapkan jadi tempat berkumpulnya warga.

Liputan6.com, Jakarta - Sungai Hudson merupakan salah satu sungai yang sangat terkenal di New York, Amerika Serikat. Di sungai itu sempat terjadi peristiwa heroik yang menggemparkan dunia.

Sungai itu jadi saksi bisu pendaratan darurat pesawat US Airways 1549 pada 15 Januari 2009. Aksi itu dilakukan pilot Chesley Burnett "Sully" Sullenberger III.

Sungai ini mengalir hampir seluruhnya di dalam negara bagian, kecuali segmen terakhirnya, di mana ia membentuk batas antara New York dan New Jersey sejauh 21 mil atau 34 kilometer.

Hudson berasal dari beberapa danau kecil pascaglasial di Pegunungan Adirondack dekat Gunung Marcy sepanjang 1.629 meter, titik tertinggi di New York, dan mengalir sekitar 315 mil atau 507 km melalui bagian timur negara bagian itu, seperti dilansir dari laman Britannica.com, Kamis, 27 Mei 2021.

Sungai itu dikenal oleh orang Indian Mahikan (Mohican) sebagai Muhheakunnuk "Perairan Besar yang Terus Bergerak". Sungai itu menggunakan nama orang Inggris Henry Hudson, yang menjelajahinya pada 1609.

Kini, di sungai tersebut terdapat pemandangan baru nan indah yang diberi nama Little Island atau Pulau Kecil, sebuah taman publik dan gratis bagi warga New York. Ide untuk membuat taman tersebut sudah ada sejak delapan tahun lalu.

Perancang taman itu Thomas Heatherwick yang berbasis di London mengungkapkan kepada Architectural Digest, ia menempatkan beberapa tanaman dan pohon. Ia tak ingin tempat tersebut hanya menjadi tempat parkir mobil.

Ia menciptakan lingkungan yang berbeda dari bagian lain Taman Sungai Hudson. Ia membuat penyangga antara taman dan jalan raya. Untuk mencapai itu, Heatherwick membuat papan jalan yang membentang di Hudson River Park dan Little Island.

Meskipun disebut Pulau Kecil, tapi taman itu memiliki luas 2,4 hektare, terdapat auditorium dengan 687 kursi dan tersedia ruang untuk pertunjukan budaya.

Di tempat itu juga bisa dibuat panggung dengan 200 kursi yang memberi kesempatan untuk pertunjukan yang lebih intim. Secara keseluruhan, lebih dari 400 spesies pohon dan tumbuhan menciptakan lingkungan lanskap yang subur.

 

Taman tersebut diharapkan bisa berfungsi dengan baik sebagai taman umum, yaitu menyatukan orang. "Di tengah semua krisis lain yang sedang kita hadapi, kita berada di dalam krisis tempat," kata Heatherwick.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini