Sukses

Amerika Serikat Krisis Boba karena Pasokan Menipis di Masa Pandemi

Krisis boba di Amerika Serikat mengancam keberlangsungan bisnis bubble tea.

Liputan6.com, Jakarta - Masa pandemi Covid-19 berdampak pada beragam hal, termasuk bisnis boba di Amerika Serikat (AS). Kurangnya pasokan boba di Negeri Paman Sam dapat berpengaruh pada bisnis pelaku usaha bubble tea.

Dilansir dari laman NPR, Minggu (23/5/2021), boba merupakan bola-bola berwarna gelap dan kenyal yang terbuat dari tapioka. Topping ini biasanya disajikan dalam minuman yang dipadukan dengan ragam varian teh.

"Bubble tea" atau "boba tea", yang berasal dari Taiwan pada era 80-an, pertama kali masuk ke AS melalui komunitas Asia-Amerika. Namun kini, kedai teh dengan sajian bubble tea telah menjamur di sana sebagai bentuk besarnya antusiasme pada minuman ini.

Kedai-kedai teh menghadapi kekurangan bahan yang dibutuhkan untuk membuat boba yang merupakan bagian lain dari minuman populer itu.

Wakil presiden penjualan dan pemasaran global untuk pemasok Boba Direct Oliver Yoon, menyampaikan kelangkaan telah terjadi selama berbulan-bulan karena masalah logistik yang mempengaruhi banyak industri. Mengingat, terlalu banyak pengiriman dari Asia dan tidak cukup kapasitas pemrosesan untuk membawa bahan-bahan ke Amerika Serikat.

"Ada arus besar kontainer yang datang dari luar negeri karena e-commerce, hanya karena pengeluaran konsumen, dan sayangnya, tidak cukup orang untuk membantu mengeluarkan kontainer ini dari kapal," ungkap Yoon soal kelangkaan boba.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Topping Pengganti

Yoon melanjutkan, kurangnya pengemudi dan pekerja di pelabuhan mengakibatkan banyak hal yang belum dikerjakan di sepanjang pantai Timur dan Barat yang menunda pengiriman. Hal tersebut menahan produk tidak sampai ke pengecer.

"Apa yang saya dengar dari perusahaan ekspedisi dan industri angkutan truk adalah, 'Kita semua membutuhkan bantuan. Kami membutuhkan pekerja tambahan'," tambahnya.

Yoon memprediksi krisis boba di AS bakal terjadi hingga pertengahan musim panas. Ia meyakinkan pecinta bubble tea untuk bersabar dan persediaan pada akhirnya akan sampai ke AS.

Tanpa boba, kemungkinan orang akan menambahkan minumannya dengan beberapa pengganti. "Ada jeli kelapa, popping boba, boba kristal. Berbagai topping yang bisa menjadi pelengkap untuk saat ini," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.