Sukses

Aturan Baru di Funing China, Larang Warga Pesta Ulang Tahun hingga Batasi Resepsi Pernikahan PNS

PNS di Funing, China, juga wajib memberitahukan detail resepsi pernikahan mereka sebelum acara berlangsung. Begitu pula dengan prosesi pemakaman yang harus dilaporkan maksimal 10 hari setelah acara.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu daerah di China melarang warga menggelar pesta ulang tahun, pesta pindah rumah, dan perayaan lainnya menyusul imbauan untuk bersikap sederhana dari pemerintah pusat. Wilayah Funing di barat daya Provinsi Yunan, Tiongkok, juga meluncurkan aturan baru terkait pernikahan dan upacara kematian.

Aturan baru itu melarang warga menerima hadiah uang tunai di atas 200 yuan atau sekitar Rp450 ribu dan melarang upacara kematian diselenggarakan lebih dari tiga hari. Kecuali untuk resepsi pernikahan dan kematian, kegiatan lain seperti pesta ulang tahun, perayaan kelulusan, dan pesta masuk universitas, akan dilarang mulai bulan ini. Hal itu berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat pada minggu lalu.

Arahan tersebut berlaku untuk semua anggota partai komunis, pegawai negeri sipil, dan pimpinan organisasi desa. Aturan baru itu sejalan dengan tekanan pemerintah pusat untuk menyederhanakan pernikahan dan pemakaman sejak 2016. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang lebih beradab dan bersih, menurut dokumen tersebut.

Memberikan uang tunai kepada pasangan pengantin atau kepada keluarga yang berduka merupakan tradisi masyarakat Tiongkok sejak lama. Tetapi, hadiah tersebut juga sejak lama digunakan sebagai sogokan, khususnya bila tuan rumah acara tersebut adalah seseorang yang berpengaruh di pemerintahan.

Dilansir laman South China Morning Post, Kamis (13/5/2021), aturan baru mewajibkan PNS melaporkan rencana pernikahan mereka, termasuk lokasi, waktu, daftar undangan, dan biaya yang dihabiskan kepada pemerintah sebelum acara berlangsung. Sedangkan, PNS yang berduka wajib melaporkan detail acara pemakaman maksimal 10 hari setelah acara selesai.

Bersamaan dengan itu, pasangan pengantin baru hanya diperbolehkan menggelar acara resepsi yang dihadiri maksimal 200 tamu dengan jumlah meja kurang dari 20. Biayanya pun dibatasi, yakni di bawah 50 Yuan atau sekitar Rp111 ribu per orang bila di gelar di restoran dan di bawah 300 yuan atau sekitar Rp660 ribu per meja bila dilaksanakan di rumah. Jumlah kendaraan yang digunakan di pernikahan juga tidak boleh lebih dari 10 unit.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Simbol Status Sosial

Pernikahan dan pemakanan secara tradisional dipandang sebagai indikator kunci status sosial keluarga di China. Warga kelas atas sejak lama menggelar acara yang mewah untuk kedua momen itu.

Di daerah pedesaan di mana ritual tradisional lebih dekat dengan keseharian, acara pernikahan bisa berlangsung selama beberapa hari. Sedangkan, prosesi pemakaman melibatkan beragam acara, termasuk prosesi massal. 

Tetapi, sebuah arahan untuk mengubah tradisi itu kemudian dikeluarkan 11 badan pemerintah pusat pada 2019 yang memerintahkan otoritas lokal untuk menyusun aturan yang lebih detail, berbasis desan untuk mencegah pesta pernikahan dan pemakaman yang berlebihan. 

Menanggapi hal itu, banyak pemerintah daerah akhirnya mengeluarkan aturan yang ketat dan kontroversial dalam beberapa tahun terakhir, yang dipandang warga menggangu, bertangan besi, dan benar-benar berlebihan. Sebelum Funan, Distrik Luchen di Provinsi Zhejiang pada 2018 telah lebih dulu membatasi hanya lima karangan bunga yang boleh dipajang keluarga yang berduka dan kendaraan yang digunakan dalam pernikahan dan pemakanan tidak boleh dari lima unit.

3 dari 3 halaman

Pujian versus Sindiran Pernikahan Kahiyang-Bobby

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.