Sukses

Cara Asyik Mendidik Anak Bertanggung Jawab atas Sampah Sejak Kecil

Bukan hanya anak-anak yang perlu dididik bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan, orangtua dan guru pun diharapkan menjadi panutan dalam hal itu.

Liputan6.com, Jakarta - Sampah bisa jadi masalah lantaran banyak orang tak bisa mengelolanya dengan benar. Semua itu butuh ilmu dan tanggung jawab. Berangkat dari pemikiran itu, AQUA menggandeng Sekolah.mu menyiapkan modul pendidikan untuk anak-anak usia dini agar lebih peduli terhadap lingkungan, terutama sampah.

"Pandemi bukan halangan untuk kita terus mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan. Justru dengan keadaan anak-anak yang sudah terbiasa belajar melalui gawai, kita bisa menyisipkan pengetahuan tentang lingkungan ke dalam gawai yang biasa mereka gunakan," kata Najelaa Shihab, pendiri Sekolah.mu dalam konferensi pers virtual, Kamis, 6 Mei 2021.

Modul dibuat menarik dan interaktif agar lebih mudah diterima dan dipahami anak-anak. Modul Sampahku Tanggung Jawabku atau disingkat Samtaku itu dibagi menjadi dua kategori, yakni PAUD untuk anak usia 4--9 tahun dan SD untuk anak kelas 4--6 SD.

Materi yang ada di masing-masing kategori disesuaikan berdasarkan tingkat pemahaman dari masing-masing usia. Setelah memilih kategori, anak-anak akan diajari tentang apa itu sampah, dari mana saja sampah itu berasal, jenis-jenis sampah, dampak apa saja yang ditimbulkan oleh sampah, serta aksi apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah.

Setiap materi pembelajaran ini disampaikan menggunakan video animasi dan bahasa sederhana. Mereka juga menyelipkan ilmu lewat beragam aktivitas lain, seperti permainan menebak gambar, bernyanyi bersama, berpetualang, hingga berdiskusi agar antar-anak bisa saling berkomunikasi.

Tahap akhir dari modul ini adalah aksi nyata. Setelah memahami apa itu sampah dan cara pengolahannya, anak-anak biasanya akan mempraktikkan kegiatan tersebut seperti membuat lubang biopori yang diisi sampah, membuat kerajinan dari barang bekas, serta beberapa kegiatan lain. Anak-anak biasanya akan membagikan gambar serta pengalaman mereka saat beraksi nyata kepada anak-anak lain melalui panel diskusi.

"Kita berupaya untuk membuat modul ini berbeda dengan modul lain, di mana proses pembelajaran itu kita upayakan bisa dilakukan dalam waktu singkat, namun anak-anak tetap bisa memahami materinya dengan baik," kata Ratih Anggraeni, Head of Climate & Water Stewardship Danone-Indonesia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Orangtua Ikut Berperan

"Alhamdulillah, kita mendapatkan feedback yang baik. Soalnya bisa dilihat dari tingginya tingkat anak-anak yang bisa menuntaskan seluruh bagian yang ada di modul. Hal ini menunjukan usaha kita untuk mendesain modul sedemikian rupa membuahkan hasil," kata Intan Kartika, Brand Director AQUA.

"Ratusan sekolah baik dari tingkat PAUD dan SD menggunakan modul ini untuk memberikan materi terkait pengolahan sampah kepada anak-anak muridnya," tambah Intan.

Memberikan pendidikan tentang lingkungan hidup kepada anak-anak sejak dini adalah hal yang penting. Hal ini bertujuan untuk membiasakan mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan serta turut andil dalam menjaga kelestarian lingkungan.

"Anak-anak itu kan penerus bangsa, nanti ke depannya mereka yang akan menjadi pihak yang mengambil kebijakan. Jadi kita harapkan anak-anak Indonesia itu bisa lebih peka terhadap keadaan lingkungan agar bisa menjadikan Indonesia lebih baik ke depannya," kata Jumeri, Ditjen PAUD Dikdasmen.

Ia berharap tidak hanya anak-anak yang belajar mengenai tanggung jawab atas sampah lewat modul itu. Orangtua dan guru yang mendampingi anak-anak dalam proses pembelajaran juga diharapkan turut memahami tentang masalah sampah serta memberi contoh yang bertanggung jawab terkait sampah kepada anak-anak mereka. (Dinda Rizky Amalia Siregar)

3 dari 3 halaman

Jurus Kelola Sampah ala Risma

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.