Sukses

Kisah Kakek Pejuang Literasi dari Yogyakarta, Sulap Becaknya Jadi Perpustakaan Keliling

Usia pengayuh becak di Yogyakarta itu sudah 73 tahun, tapi ia tetap bersemangat untuk menawarkan perpustakaan keliling ke banyak orang, tak hanya penumpangnya saja.

Liputan6.com, Jakarta - Melihat becak berlalu-lalang di Yogyakarta rasanya adalah pemandangan biasa. Tapi, tidak dengan becak yang dikayuh kakek berusia 73 tahun satu ini.

Mbah Topo bukanlah tukang becak biasa. Ia menyulap becaknya menjadi perpustakaan keliling. Di dalamnya terdapat hampir 200 buku dengan genre beragam, mulai dari novel, cerita anak hingga dongeng. Buku biografi tokoh-tokoh inspiratif biasanya menjadi yang paling laris dibaca.

Sambil mencari rezeki, Mbah Topo sudah menjalankan becak pustakanya selama 16 tahun. Rupanya becak literasi itu dibuatnya karena prihatin dengan generasi sekarang yang apa-apa serba digital.

"Saya sulap jadi Becak Pustaka karena prihatin lihat orang-orang sibuk pegang HP terus kalau ke mana-mana," ujar Mbah Topo, dikutip dari laman akun Instagram @pantihafara.

Bukan hanya penumpangnya saja yang boleh membaca, anak-anak sampai pemulung juga sering mampir ke becaknya untuk meminjam bahan bacaan. Ia ingin mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk terus membaca.

"Mbah mau hidup 100 tahun, terus bekerja dan mengajak orang-orang membaca," katanya.

Untuk mewujudkan misinya itu, ia ingin punya becak listrik agar bisa membagikan kebaikannya lebih jauh lagi. Dia pun bercita-cita mendirikan pondok baca bagi anak-anak panti asuhan. Baginya, warisan terbaik itu bukanlah harta tetapi ilmu.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lokasi Becak Pustaka

Namun, situasi pandemi membuat pendapatannya dari menarik becak hanya Rp20 ribu per hari. Belum lagi ia juga harus merawat istrinya yang sakit.

Namun, rintangan itu rupanya berbuah manis. Tepat pada Januari 2021, Mbah Topo memperoleh becak listrik senilai Rp25 juta yang diidamkannya. Uang pembelian sepeda didapat dari hasil donasi ribuan orang yang dikumpulkan sejak 7 November 2020 melalui laman Kitabisa.com.

Hasil donasi juga dibelikan buku-buku bacaan yang diberikan ke panti asuhan. "Kemarin penyalurannya untuk becak listrik sama beli buku-buku yang kemudian juga nggak cuma ada di becak Pak Topo, tapi beliau salurkan juga ke panti-panti," kata Dara, staf humas Kitabisa.com, kepada Liputan6.com, Kamis, 6 Mei 2021.

Dara juga menambahkan bahwa Mbah Topo juga mendapat bantuan becak listrik lainnya. "Sekarang Pak Topo dapat juga bantuan becak listrik dari Pustek UGM," ujarnya

Bila Anda ingin menumpang perputakaan keliling milik Mbah Topo ini, bisa pergi ke daerah Jetis, Bantul, DI Yogyakarta. Becaknya sering mangkal di seberang Bank BPD DIY, dekat SD Tarakanita Bumijo. (Jihan Karina Lasena)

3 dari 3 halaman

Layanan Literasi Keuangan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.