Sukses

Seberapa Efektif Kosongkan Kursi Tengah Pesawat untuk Cegah Transmisi COVID-19?

Studi tentang risiko paparan COVID-19 saat kursi tengah pesawat dikosongkan ini dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Adaptasi demi menekan transmisi COVID-19 dilakukan pada hampir setiap sendi kehidupan, tak terkecuali dalam dunia penerbangan. Ketika kembali beroperasi, walau belum dalam kapasitas normal, sederet maskapai dunia telah mengosongkan kursi tengah pesawat dalam penerapan jarak fisik.

Namun, seiring tinggi permintaan, maskapai Amerika Serikat mulai menanggalkan aturan tersebut pada penerbangan tertentu. Jadi, seberapa efektif sebenarnya pengosongan kursi tengah pesawat dalam mencegah penularan virus corona baru?

Melansir laman CNN, Kamis (15/4/2021), merujuk pada studi baru, membiarkan kursi tengah kosong di pesawat dapat secara signifikan mengurangi risiko penumpang terpapar virus SARS-CoV-2.

Risiko terkena virus dapat berkurang 23 persen pada pesawat lorong tunggal dan 57 persen pada pesawat lorong ganda ketika kursi tengah kosong dibanding penerbangan okupansi penuh, menurut penelitian yang diterbitkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, Rabu, 14 April 2021.

Peneliti dari CDC dan Kansas State University menggunakan model laboratorium untuk mensimulasikan seberapa banyak paparan partikel virus dapat dikurangi ketika kursi tengah dibiarkan kosong di kabin pesawat.

Model tersebut didasarkan pada penyebaran bakteriofag aerosol yang digunakan sebagai pengganti untuk memperkirakan penyebaran virus corona baru di udara. Bakteriofag sendiri adalah virus yang dapat menginfeksi bakteri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pembahasan Keterpaparan, Bukan Penularan

Analisis tersebut tidak mengukur dampak penggunaan masker yang saat ini diperlukan dalam penerbangan, tapi para peneliti mencatat bahwa beberapa aerosol virus masih dapat dipancarkan dari penumpang bermakser, sehingga jarak fisik masih berperan esensial.

Model analisis ini menyarankan bahwa dengan kursi tengah kosong, pengurangan risiko berkisar dari 23 persen untuk satu penumpang di baris yang sama, tapi berjarak dua kursi dari penumpang yang terinfeksi, hingga 57 persen, diamati ketika kursi tengah kosong di pesawat lorong ganda bagi penumpang di baris yang sama.

Secara keseluruhan, "penting untuk mengenali bahwa studi saat ini hanya membahas keterpaparan, bukan penularan," tulis para peneliti. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan risiko virus yang mungkin ditularkan dan menyebabkan penyakit.

3 dari 3 halaman

6 Cara Hindari COVID-19 Saat Bepergian dengan Pesawat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.