Sukses

Cerita Akhir Pekan: Jasa Bersih-Bersih Rumah Jemput Berkah Jelang Ramadan

Jasa membersihkan rumah termasuk yang terdampak imbas pandemi Covid-19. Bagaimana para pengusaha bisa memaksimalkan momen Ramadan?

Liputan6.com, Jakarta - Ramadan yang dinanti segera hadir dalam beberapa hari ke depan. Sejumlah persiapan pun dilakukan untuk menyambut bulan penuh berkah itu. Salah satunya dengan membersihkan rumah.

Bila sebelum pandemi banyak yang tak sempat melakukannya, tidak demikian selama pandemi Covid-19. Seruan untuk beraktivitas di rumah sama dan menjaga kebersihan perlahan mengubah rutinitas membersihkan rumah sendiri saja. Perilaku itu sedikit banyak memengaruhi bisnis jasa kebersihan seperti Tukang Bersih Indonesia (TBI).

Startup yang berdiri sejak Agustus 2014 saat ini melayani area Jabodetabek serta Bali dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Sejumlah layanan tersedia, seperti Cleaning, General Cleaning, Ironing, dan terbaru adalah layanan disinfektan selama masa pandemi.

"Tukang Bersih Indonesia atau TBI ini berawal dari ide untuk membawa servis house keeping standar hotel ke rumah-rumah. Jadi, rumah serasa hotel yang selalu mengedepankan kebersihan," ujar Ahmad Saikhunal Habib, General Manager Operation, kepada Liputan6.com, Jumat, 2 April 2021.

Habib mengaku pandemi Covid-19 berimbas pada bisnis tersebut. Peminat jasanya menurun sebanyak 50 persen. "Untuk kategori Daily Cleaning, kami mengalami penurunan sebanyak kurang lebih 50 persen akibat masa pandemi ini. Alasannya karena konsumen enggan untuk menerima orang asing masuk ke dalam rumahnya," kata Habib.

Menyiasati penurunan itu, TBI kemudian membuka layanan disinfektan. Layanan ini selain membersihkan debu, juga menggunakan penyemprot disinfektan serta alat UV untuk mematikan bakteri dan virus yang menempel di permukaan benda. Terbukti, permintaan mulai berdatangan, khususnya kalangan keluarga yang memiliki anak. Perabot yang paling banyak dibersihkan adalah sofa, karpet, dan tempat tidur.

Adaptasi pun dilakukan untuk mengatasi kekhawatiran konsumen. Habib menerangkan para petugas kebersihan wajib menggunakan pelindung diri level 1 lengkap dengan masker dan sarung tangan. "Tak hanya itu, kita juga membekali para staf dengan Chemical Disinfectant, mencuci dan menyemprot seluruh alat-alat yang telah digunakan disinfektan," imbuhnya.

Selanjutnya, para petugas akan menanyakan kondisi kesehatan pelanggan terlebih dahulu. Syarat yang sama juga berlaku bagi para petugas yang akan bekerja di rumah. Layanan kebersihan ini dibanderol mulai dari harga Rp3.500 per meter untuk Disinfectant Service, General Cleaning Rp12.00 per meter, Shampooing Carpet Rp12.000 per meter, Daily Cleaning Rp65.000 per jam, Cuci Sofa Rp65.000 per sofa.

"Di momen menjelang Ramadhan dan menjelang Lebaran jasa kami mengalami peningkatan kurang lebih sebanyak 30 persen. Rata-rata konsumen memilih pelayanan General Cleaning dan Cuci Sofa untuk menjelang Ramadan ini," ucap Habib. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Protokol Kesehatan Jadi Kewajiban

Strategi yang sama juga diterapkan YukBersihin, penyedia jasa layanan kebersihan yang berdiri sejak Oktober 2019 di Jakarta. Pemilik bisnis tersebut, Rini Dwi Dharmawati mengaku terdampak akibat pandemi Covid-19 lantaran banyak orang yang makin waspada dalam menerima orang asing di rumah.

Layanan baru pun dihadirkan untuk menjawab penurunan bisnis tersebut, yakni pembersihan Harian dan penyemprotan disinfektan. "Semenjak adanya pandemi kita semua merasakan dampaknya dan kami ingin YukBersihin sebagai perusahaan baru ini tetap eksis dan bisa bertahan, maka dari itu kami pikir kalau merambah ke penyedia layanan disinfektan bisa jadi solusi yang baik," kata Rini.

Sementara, layanan vacuum debu dan tungau berbagai perabot di rumah juga masih diminati. Layanan itu merupakan basis awal bisnis YukBersihin berjalan. Tujuannya untuk menekan potensi alergen di rumah.

"Oleh karena itu, kami mendirikan perusahaan dengan layanan kebersihan pertama vacuum debu dan tungau menggunakan mesin buatan Jerman dengan daya hisap tinggi dan berkualitas," kata yang merupakan salah satu founder dari YukBersihin.

Di sisi lain, protokol kesehatan juga diterapkan agar klien dan karyawannya tetap bisa bekerja. Para staf wajib menggunakan alat pelindung diri berupa masker, sarung tangan, dan face shield. Mereka juga harus mencuci tangan dan menggantu masker saat sampai di rumah klien. Begitu pula dengan seluruh alat yang digunakan, wajib didisinfektan terlebih dulu.

Bila seluruh pekerjaan sudah beres, para karyawan juga wajib mandi dan membersihkan tubuh setiba di kantor. Rini mengaku bahwa setiap 14 hari para staf rutin mengikuti tes antigen untuk memastikan mereka yang bekerja dalam keadaan sehat dan terbebas dari papar Covid-19.

Ia berharap cara itu bisa terus mempertahankan kelangsungan bisnisnya, selain menawarkan beragam promo jelang Ramadan yang akan segera datang. Apalagi, 15 pekerja kini bergantung pada usaha itu. Kebanyakan dari mereka adalah lulusan SMA.

"Salah satu tujuan perusahaan kami yaitu ingin membantu teman-teman lulusan SMA agar bisa melanjutkan pendidikan. Maka dari itu, kedepannya saya berharap bisa lebih banyak menyekolahkan anak-anak. Saat pagi mereka bisa menjalankan pekerjaan, lalu siang atau sore hari mereka bisa menuntut ilmu untuk masa depan mereka," ujar Rini.

 

(Dinda Rizky Amalia Siregar dan Melia Setiawati)

3 dari 3 halaman

5 Benda yang Harus Sering Dibersihkan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.