Sukses

Ganggu Tamu, Pengunjung Berbau Ganja Dilarang Masuk ke Restoran di AS

Pemilik restoran menyebut bahwa mereka yang berbau ganja bersikap egois karena tak memperhatikan orang lain.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap restoran memiliki aturan tersendiri bagi para pengunjungnya, salah satunya di Detroit, Amerika Serikat. Sebuah restoran di sana memeringatkan pelanggan bahwa mereka tidak boleh masuk jika mereka mencium bau ganja. Sebagian besar orang memuji keputusan pemiliknya.

Restoran tersebut bernama Caucus Club Detroit yang dimiliki oleh pria lokal George Sboukis. Ia mengatakan kepada calon pengunjung pekan ini bahwa 'bau yang kuat' tidak akan lagi ditoleransi di restoran tersebut, dilansir dari laman Daily Mail, Selasa, 30 Maret 2021.

Dalam sebuah unggahan di Facebook tentang dress code kasual bisnis restoran, Caucus Club Detroit mengatakan bahwa mereka juga berpakaian hoodie, topi bola, dan sepatu kets. "Yang terpenting, jika kamu berbau seperti ganja, jangan pernah berpikir untuk masuk ke dalam Caucus Club," jelasnya.

Unggahan tersebut ramai mendapat komentar dari warganet. Sejak diunggah, ada lebih 1.000 komentar. Banyak yang memuji Sboukis karena tindakan itu, terkhusus, pada bau ganja, yang sekarang legal untuk dibeli di negara bagian Michigan. 

Beberapa orang berkomentar bahwa sedikit ganja tidak berbeda dengan alkohol pada napas seseorang atau asap cerutu. Tetapi, sejumlah warganet mencap keputusan melarang bau ganja sebagai tindakan rasis.

"Asap bau busuk menyelimuti seluruh ruang makan," kata Sboukis. "Saya terus terang melihatnya sebagai perilaku egois yang tidak dihargai orang lain," imbuh dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pujian

Sboukis mengatakan ia pertama kali memperhatikan orang-orang mengadopsi dress code yang lebih santai dan berbau lebih mirip mariyuana musim panas lalu. Namun, ia memilih untuk tidak menindak karena tidak banyak orang yang makan di luar di tengah Covid-19.

Ia lantas memutuskan untuk menambahkan peringatan pakaian ke situs web dan akun media sosialnya setelah membuka kembali setelah lockdown Covid-19 kedua.

Sboukis, yang telah menjalankan restoran fine dining sejak 2017, mengatakan sebelumnya telah menerima keluhan dari pengunjung lain tentang bau ganja dari beberapa pelanggan. Banyak orang di media sosial memuji Sboukis dan pendiriannya, mengatakan bau ganja menjijikan.

3 dari 3 halaman

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.