Sukses

10 Perusahaan Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Dunia 2020 Versi BFFP Audit Report

Audit yang dilaporkan BFFP bertujuan mengidentifikasi perusahaan yang harus bertanggung jawab atas sampah plastik yang dihasilkan.

Liputan6.com, Jakarta - Terlepas dari teknik pemasaran yang cerdas dan rencana keberlanjutan yang disusun, sejumlah perusahaan terus masuk peringkat teratas dalam daftar pencemaran global dari tahun ke tahun. Perusahaan yang masuk dalam daftar teratas peringkat pencemaran global menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencemari sebagian besar tempat di dunia dengan sampah plastik yang masif.

Berdasarkan Laporan Merek Break Free From Plastic's (BFFP) 2020, dikutip Liputan6.com, Selasa (30/3/2021), lebih dari 5.000 merek yang dimiliki oleh sekitar 3.000 perusahaan induk telah menyumbang sampah plastik di berbagai tempat di seluruh dunia.

Break Free From Plastic's (BFFP) adalah sebuah gerakan masyarakat yang menghitung dan mendokumentasikan merek penyumbang limbah plastik. Tujuannya adalah mengidentifikasi perusahaan mana yang harus bertanggung jawab atas sampah plastik serta bagaimana mereka mengatasinya.

Bersama masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, lahirlah Break Free From Plastic's (BFFP) di Filipina pada 2016. Gerakan ini menyatukan orang-orang di seluruh dunia untuk menghentikan polusi plastik.

BFFP berkomitmen untuk membangun gerakan global menuju masa depan bebas dari polusi plastik. Sebanyak 11.000 organinasi dan individu tergabung dalam gerakan ini.

Berdasarkan analisis BFFP, Coca Cola menempati urutan utama sebagai produsen penyumbang sampah plastik terbanyak, diikuti oleh Pepsi dan Nestle. Berikutnya adalah Unilever, Mondelez, Mars, P&G, Philip Morris International, Colgate-Palmolive, dan Perfetti Van Melle.

Tujuh dari perusahaan teratas yang menjadi penyumbang sampah plastik terbesar itu sebenarnya telah bergabung dalam "The New Plastics Economy Global Commitment". Itu adalah proyek Ellen MacArthur Foundation yang menyatukan bisnis untuk memenuhi tujuan 2025 dalam upaya mengatasi krisis polusi plastik.

BFFP juga menyebut sudah ada beberapa solusi yang diadopsi perusahaan untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Namun, belum diadopsi dalam skala besar oleh perusahaan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Proses Audit dan Daftar Lengkap

Audit merek tiu dilakukan oleh BFFP dilakukan antara 1 Agustus hingga 30 September 2020, bertepatan dengan Hari Pembersihan Dunia pada 19 September. Break Free from Plastic melibatkan 14.734 relawan di 55 negara untuk melakukan 575 audit merek.  Para relawan menyortir 346.494 sampah plastik, 63 persen di antaranya ditandai dengan merek produk yang sudah terkenal.

Sepuluh negara yang mengirimkan data terbanyak adalah Ghana, India, Indonesia, Kenya, Nigeria, Filipina, Swiss, Togo, Amerika Serikat, dan Vietnam. Sampah-sampah plastik ini ditemukan sebanyak 45.663 bagian di dalam ruangan serta 300.472 bagian di luar ruangan.

Jenis produk yang paling umum ditemui adalah kemasan makanan (bungkus makanan, tutup cangkir kopi, botol minuman) sebanyak 203.427 bagian; bahan-bahan rokok (puntung rokok, korek api, ujung cerutu) sebanyak 72.342 bagian; dan produk rumah tangga (botol deterjen laundry, sampo botol, wadah produk pembersih) sebanyak 21.030 bagian.

Berikut daftar 10 Pencemar Global 2020 beserta jumlah negara tempat sampah ditemukan dan potongan sampah yang tercatat:

1. The Coca-Cola Company (51 kota, 13.834 plastik)

2. Pepsico (43 kota, 5.155 plastik)

3. Nestle (37 kota, 8.633 plastik)

4. Unilever (37 kota, 5.558 plastik)

5. Mondelez (34 kota, 1.171 plastik)

6. Mars (32 kota, 678 plastik)

7. P&G (29 kota, 3.535 plastik)

8. Philip Morris International (28 kota, 2.593 plastik)

9. Colgate-Palmolive (24 kota, 5.991 plastik)

10. Perfetti Van Melle (24 kota, 465 plastik)

(Dinda Rizky Amalia Siregar)

3 dari 3 halaman

Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.