Sukses

Telaga Inspirasi, Taman Kehati di IPB University yang Fokus Dukung Ketahanan Pangan

Berada di lahan seluas 14 hektare, Taman Kehati Telaga Inspirasi itu memiliki sejumlah flora dan fauna langka yang dilestarikan.

Liputan6.com, Jakarta - Menempati lahan seluas 14 hektare, Taman Kehati di Kampus IPB University Dramaga resmi dinamai Telaga Inspirasi IPB-Nutricia. Tak hanya memiliki fungsi edukasi dan wisata, taman tersebut berperan penting dalam pelestarian flora dan fauna. 

Di dalamnya terdapat beraneka hewan langka, seperti kucing kuwuk, garangan, tupai kekes, burung cekakak, dan bajing kelapa. Ada pula beragam jenis ikan yang dibudidayakan di danau. Sementara, flora yang ditanam di sana mulai dari pohon aprika, pohon kenari, pohon karet, pohon karet kebo, aneka jenis bambu, dan pohon mahoni. Namun ke depan, tumbuhan yang ditanam di taman akan difokuskan untuk mendukung ketahanan pangan lewat pengembangan pangan fungsional.

Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Asep Sigiharta menjelaskan taman kehati (keanekaragaman hayati) merupakan salah satu alternatif efektif untuk melindungi dan mengamankan sumber daya alam yang tidak berada di hutan konservasi. Terlebih, daya dukung hutan konservasi tak cukup untuk menampung seluruh biodiversity Indonesia yang jumlahnya sangat banyak.

Aturan pengelolaan Taman Kehati sudah diluncurkan sejak 2012 lalu. Namun, yang terverifikasi sesuai dengan peraturan jumlahnya baru 30 Taman Kehati. Itu pun tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan baru ada di sembilan provinsi saja. Maka, ia menargetkan setidaknya 50 persen jumlah provinsi di Indonesia akan memiliki Taman Kehati pada 2024 nanti.

"Taman Kehati sangat penting dikelola dengan baik. Tujuannya selain polinasi agar spesies tumbuhan yang terancam kelestariannya bisa dipertahankan. Ini akan sangat berelasi dengan dukungan ketersediaan sumber daya pangan untuk manusia," kata Asep dalam jumpa pers virtual Peresmian Taman Kehati Telaga Inspirasi, Selasa, 16 Maret 2021.

Salah satu pangan fungsional yang dikembangkan IPB University adalah daun torbangun, yakni tumbuhan yang biasa dikonsumsi ibu-ibu hamil dan menyusui di Sumatera Utara. Daun tersebut dipercaya melancarkan produksi ASI. Mahasiswa S1 IPB kemudian mengesktraknya untuk diolah menjadi beragam pangan, seperti kukis, teh, jus, dan mi.

"Pengembangan pangan fungsional dari daun torbangun pernah meraih penghargaan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa di Bali pada 2019 lalu," kata Nancy Dewi Yuliana, Peneliti Nutrasetikal IPB University.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tantangan dan Target 5 Tahun ke Depan

Di luar itu, masih banyak tanaman potensial lainnya untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional. Di antaranya, kecombrang, takokak, kemangi, seledri, daun salam, kencur, daun jambu mete, hingga temu mangga.

"Sangat memungkinkan kita akan punya koleksi yang banyak untuk jenis floral yang bisa dimanfaatkan sebagai pangan fungsional. Tetapi, kesulitannya terletak pada identifikasi komponen aktif dan pengawasan mutu. Selain itu, uji klinis masih belum banyak dilakukan, kebanyakan masih studi in vitro," kata Nancy.

Sementara itu, Operation Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Azmin Hazmat menjelaskan program kemitraan dengan IPB University dalam pengembangan Taman Kehati Telaga Inspirasi itu berjangka waktu lima tahun. Peta jalan lima tahunan pun disusun untuk jadi panduan dalam kolaborasi yang dinilai menguntungkan kedua belah pihak.

Ada lima hal yang ditargetkan dalam kolaborasi tersebut. Pertama, meningkatnya indeks keragaman hayati dari rata-rata 3,5 menjadi 4,0 dalam periode lima tahun. Kedua, minimal menghasilkan enam inovasi dalam lima tahun. Selanjutnya, edukasi dan pemberdayaan masyarakat dengan minimal 10 ribu penerima manfaat dalam lima tahun.

"Keempat, artikel jurnal nasional/internasional terkait nutrisi dan obat-obatan herbal, minimal enam artikel dalam lima tahun. Untuk perusahaan, mendapatkan proper hijau pada 2021--2024 dan mendapatkan satu proper emas di 2025," kata Azmin.

3 dari 3 halaman

Diplomasi Indonesia Lewat Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.