Sukses

Bandara Miami Gunakan Anjing Pelacak untuk Deteksi Covid-19

Anjing disebut mampu untuk mendeteksi Covid-19 sehingga digunakan Bandara Miami untuk membantu mengendusnya.

Liputan6.com, Jakarta - Bandara Internasional Miami (MIA) jadi bandara di AS yang pertama yang menggunakan anjing untuk dapat mendeteksi Covid-19. Sebelumnya, Bandara Helsinki dan Bandara Internasional Dubai juga telah menggunakan anjing sebagai pendeteksi Covid-19.

Anjing pendeteksi tersebut bernama Cobra dari Belgia dan One Betta dari Belanda. Mereka dilatih secara khusus oleh Global Forensic and Justice Center (GFJC) di Florida International University (FIU), seperti dilansir dari laman Travel and Leisure, Selasa, 14 September 2021

Kedua anjing tersebut saat ini ditempatkan di pos pemeriksaan keamanan karyawan American Airlines. Covid-19 ternyata dapat diendus karena virus tersebut menyebabkan perubahan metabolisme pada seseorang yang mengakibatkan produksi senyawa organik volatil (VOC).

VOC tersebut dikeluarkan melalui napas dan keringat seseorang, menghasilkan aroma yang dapat dideteksi oleh anjing terlatih. Perubahan metabolisme umum terjadi pada semua orang, terlepas dari aroma masing-masing.

Dalam program percontohan MIA, jika seekor anjing menunjukkan seseorang membawa bau virus, orang tersebut diarahkan untuk mendapatkan tes cepat Covid, yang tersedia di bandara. Jika tes itu positif, karyawan tersebut kemudian akan diminta untuk pergi, dan dikarantina berdasarkan pedoman Centers for Disease Control (CDC). Selama uji coba, karyawan memiliki hak untuk menolak penyaringan.

“Program percontohan anjing pendeteksi COVID-19 adalah upaya terbaru MIA yang berfungsi sebagai test bed untuk inovasi baru dalam keselamatan dan keamanan,” kata Ralph Cutié, direktur sementara Bandara Internasional Miami. Ia bangga dengan program percontohan tersebut untuk melawan Covid-19 yang berguna bagi masyarakat dan berbagai bandara.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sudah Terbukti

Anjing pendeteksi seperti Cobra dan 'One Better telah terbukti menjadi salah satu alat paling andal yang tersedia untuk mengidentifikasi zat berdasarkan bau yang mereka keluarkan. Di MIA, lembaga federal dan lokal sudah menggunakan anjing pendeteksi untuk mengendus mata uang terlarang, obat-obatan, bahan peledak, dan pertanian.

Dalam penelitian sebelumnya, anjing pendeteksi telah dilatih untuk mendeteksi secara andal orang-orang dengan penyakit seperti diabetes, epilepsi, dan beberapa jenis kanker.  “Anjing-anjing ini adalah alat berharga lain yang dapat kita manfaatkan untuk membantu kita hidup dengan pandemi yang sedang berlangsung ini," kata Kenneth G. Furton, rektor FIU dan profesor kimia dan biokimia. 

Cobra dan 'One Betta sudah sangat lama dalam bisnis mengendus ini. "Mereka juga dilatih untuk mendeteksi Laurel Wilt di pohon alpukat di Florida dan Rapid Ohi'a Death di pohon Ohi'a di Hawaii menggunakan protokol yang didukung secara ilmiah yang sama," kata Furton kepada The Points Guy.

3 dari 4 halaman

Diperpanjang hingga Oktober 2021

Penggunaan anjing sebagai pengendus Covid-19 di MIA sedikit berbeda dari yang ada di bandara Dubai dan Helsinki. Dalam kedua kasus tersebut, anjing tidak berada di dekat manusia, kata Furton.

“Para penumpang menyeka keringat mereka dari ketiak atau kulit mereka, dan sampel itu dibawa ke anjing-anjing yang kemudian melakukan pekerjaan pendeteksian.” Di MIA, karyawan diminta untuk melepas masker mereka dan kemudian anjing-anjing itu turun ke barisan, mengendus masing-masing untuk menentukan apakah ada Covid-19 di sana. “Ini sedikit lebih cepat, hanya karena Anda tidak perlu mengumpulkan sampel anjing untuk memulai pekerjaan mereka,” Furton menjelaskan.

Di MIA, program percontohan awalnya dijadwalkan berjalan dari 23 Agustus hingga September 2021. Namun, percontohan tersebut telah diperpanjang 30 hari lagi hingga Oktober 2021 sehingga lebih banyak data dapat dikumpulkan.

“Ini menerima umpan balik yang bagus,” kata Furton, “Dan yang lebih penting, ini memungkinkan kami sebagai lembaga penelitian untuk mengumpulkan lebih banyak data berharga. Kami akan hidup dengan virus ini untuk sementara waktu, dan kami ingin tahu sebanyak mungkin tentang cara beradaptasi untuk menjaga kehidupan sehari-hari kami.”

4 dari 4 halaman

8 Manfaat Aplikasi PeduliLindungi Dukung Pengendalian Pandemi Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.