Sukses

Pembuat Jam Tangan Mandiri di China Membuat Arloji Rp1 Miliar dan Diakui Dunia

Ia merupakan satu dari hanya tiga orang di China yang diakreditasi oleh AHCI, sebuah organisasi di Swiss yang mewakili pembuat jam tangan mandiri.

Liputan6.com, Jakarta - Patek Philippe, Rolex, dan Breguet adalah beberapa nama merek terbesar jam tangan mewah di dunia. Namun persaingan industri pembuat jam tangan atau arloji mewah sangat ketat dan banyak yang desainnya menyaingi merek-merek besar, baik dalam kualitas maupun harga.

Pembuat jam tangan mandiri sangat berbeda dengan perusahaan besar yang lebih menguasai pasar. Mereka jarang sekali membuat jam tangan itu sendiri, tapi hanya memasukkan karakter sendiri ke dalam ciptaannya. Pembuat jam tangan mandiri, sebagian besar menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengerjakan hanya satu bagian, yang merupakan puncak dari kesabaran, keterampilan, dan hasrat.

Dilansir dari laman South China Morning Post Minggu, 14 Maret 2021, salah satu pembuat jam tangan mandiri yang diakui dunia ialah Lin Yonghua. Ia juga merupakan satu dari hanya tiga orang di China yang diakreditasi oleh AHCI, sebuah organisasi di Swiss yang mewakili pembuat jam tangan mandiri.

Organisasi itu bersifat eksklusif dan mengharuskan seseorang untuk membuat jam tangan sepenuhnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Yang lebih mengesankan, bahwa Lin belajar secara otodidak di China. Pada saat itu kebayakan orang tidak mampu membeli jam tangan mewah, apalagi membuatnya.

Ketertarikan Lin pada jam tangan dimulai sejak beranjak remaja, dia belajar membongkar jam tangan dan mencoba menyatukannya kembali. "Saya ingin tahu bagaimana jam tangan dibuat, tetapi ketika saya menyatukan kembali komponen-komponen, hasilnya tidak seakurat sebelumnnya," kata Lin.

Pada 1991, ia mulai bekerja di sebuah pabrik jam tangan di Shenzhen, sebuah pusat manufaktur di utara Hong Kong. Seiring berjalan waktu, Lin beralih ke perbaikan jam yang berhubungan dengan barang-barang mewah dari luar negeri.

"Saat itu jam tangan mewah pertama yang saya temui adalah Breguet. Sangat berbeda dengan jam tangan yang kami buat di pabrik," kenangnya.

Lin belajar lebih banyak tentang mekanisme jam tangan mewah. Pada 2009, ia memulai layanan perbaiknnya sendiri sembari tetap belajar. Di waktu senggangnya, ia mengerjakan arlojinya sendiri, setelah itu menyempurnakannya dengan tujuan mendapatkan akreditas AHCI.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

1 Bagian Dikerjakan 8 Bulan

Pada 2017, Lin mempersembahkan jam tangan tourbillon berbentuk capung yang dianggap sebagai jenis jam tangan paling kompleks di Swiss. Lin terus membuat jam tangan dan memperbaikinya. Ia hampir mengerjakan semuanya sendiri, itu sebabnya satu bagian saja bisa memakan waktu delapan bulan untuk menyelesaikannya.

Sekarang, karyanya dengan label LYH, dijual dengan harga antara 10 ribu hingga 80 ribu dolar AS atau sekitar Rp.142 juta hingga Rp1 milliar.  Ia merancang jam tangan dengan desain jaring laba-laba yang menyerupai peta zona waktu, membuatnya mendapat pengakuan dunia.

"Desain ini merupakan inovasi dalam industri pembuatan jam tangan pada saat itu," kata Lin. Untuk tetap populer, Lin setiap hari memulai kegiatan dengan cara yang sama seperti membakar sebatang dupa, meminum teh, dan menyalakan mesin.

"Ini mungkin terdengar membosankan bagi orang lain, tapi ini adalah waktu yang paling damai bagi saya. Saya bisa berkonsentrasi dan membuat visi saya menjadi kenyataan," tutupnya.  (Muhammad Thoifur)

3 dari 3 halaman

Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.