Sukses

6 Fakta Seputar Sorong, Tak Sekadar Jadi Gerbang Menuju Raja Ampat

Salah satunya adalah ternyata Sorong sempat punya Tembok Berlin.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagimana Labuan Bajo bukan semata gerbang menuju Taman Nasional Komodo, pun sama halnya dengan Sorong yang tak sekadar "jembatan" Raja Ampat. Kota di Papua Barat ini, sebagaimana wilayah lain di Indonesia, menyimpan keunikan tersendiri yang tak kalah menarik untuk diulik.

Sorong sendiri dikenal dengan sebutan "Kota Minyak." Julukan itu muncul kala bekas perusahaan Belanda, Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM), mulai melakukan aktivitas pengeboran minyak bumi pada 1935, sementara pos pemerintahan berlokasi di Pulau Doom.

Nama Sorong sendiri berasal dari bahasa Biak Numfor, Soren, yang artinya laut bergelombang. Dari sekian banyak, berikut beberapa fakta seputar Sorong seperti dilansir dari berbagai sumber, Sabtu (13/32021).

1. Peninggalan Belanda

Sorong penuh sisa-sisa peninggalan bekas perusahaan minyak milik Belanda. Yang masih ada dan tetap digunakan sampai sekarang adalah pelabuhan ekspor minyak bumi atau sekarang dikenal sebagai Pelabuhan Sorong.

Pelabuhan Sorong merupakan pelabuhan konvensional sepanjang sekitar 340 meter. Pelabuhan ini melayani semua jasa pelayaran kapal, baik kapal penumpang, kapal peti kemas, dan kapal kargo.

2. Sempat Punya Tembok Berlin

Bukan mengacu pada tembok pemisah Jerman Barat dan Jerman Timur, Tembok Berlin di Sorong merupakan dinding pembatas antara pantai dengan jalan raya tepi pantai.

Kawasan ini dulunya merupakan lokasi berkumpulnya turis dan penduduk untuk melihat matahari terbenam. Kemudian, pada malam hari, itu beralih jadi tempat makan, khususnya ragam sajian makanan laut.

Pada 2017, Pemerintah Sorong mereklamasi pantai Tembok Berlin guna mengembangkannya sebagai "pusat area modern." Kini, tembok setinggi 1,5 meter dengan panjang sekitar 1 kilometer ini sudah tidak ada.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Habitat Penyu Belimbing

Garis pantai Sorong, di samping menyajikan lanskap spektakular, ternyata juga merupakan habitat penyu belimbing. Hewan bernama latin Dermochelys coriacea ini merupakan jenis penyu terbesar dengan panjang mencapai 1,5 hingga 2 meter dan bobot tubuhnya antara 500--700 kilogram.

Penyu belimbing memiliki warna yang khas, yakni hitam keunguan dengan bercak putih. Untuk bertelur, hewan langka ini cenderung memilih kawasan pantai tropis yang gelap, sunyi, landai, dan berpasir.

4. Biaya Hidup Mahal

Sebagaimana wilayah Indonesia Timur lain, Sorong juga tercatat memiliki biaya hidup mahal. Biaya distribusi, di mana kebanyakan kebutuhan hidup masih harus didatangkan dari pulau lain, termasuk Jawa, jadi latar belakang tingginya biaya hidup di sini. 

5. Punya Tugu Bersejarah

Tugu Trikora atau Tugu Merah Putih merupakan tugu bersejarah, khususnya bagi warga Sorong yang dibangun pada 1964--1965. Tugu tersebut merupakan simbol perjuangan pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda.

 

3 dari 4 halaman

6. Makanan Unik Khas Sorong

Sorong umumnya memiliki makanan khas berbahan dasar sagu dan makanan laut layaknya wilayah pesisir. Salah satu yang unik adalah udang selingkuh, yakni sebutan untuk udang air tawar dari sungai, khususnya Sungai Baliem.

Disebut selingkuh karena hewan itu memiliki tubuh udang yang juga dilengkapi capit relatif besar dan kuat seperti kepiting. Dalam penyajiannya, udang selingkuh biasanya direbus, digoreng, atau dibakar.

Makanan khas lainnya yakni, papeda. Makanan terbuat dari sagu ini tentu sudah tak lagi asing. Penganan bertekstur lengket ini biasanya disantap bersama gulai ikan tongkol sebagai lauk. (Melia Setiawati)

4 dari 4 halaman

5 Tips Cegah COVID-19 Saat Beraktivitas dengan Orang Lain

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.