Mahasiswi Amerika Ciptakan Bisnis Menyenangkan, Jadi Pengasuh Anak di Disney World

Ramainya pengunjung di Walt Disney World Resort, Orlando, Amerika Serikat (Dok.Unsplash/ Amy Humphries)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang mahasiswi asal Florida, Amerika Serikat (AS), mulai bekerja sebagai pengasuh anak sekitar dua tahun lalu. Sejak itu, ia mulai merintis karir sebagai pengasuh anak-anak di Disney World. Hal itu bermula saat ia diizinkan untuk membawa salah satu anak yang dijaganya untuk pergi ke Disney World.

Kunjungan satu kali kemudian berubah menjadi kunjungan mingguan. Dilansir dari laman Insider, 22 Februari 2021, wanita bernama Cyan Nardiello itu mengubah pekerjaanya sebagai pengasuh anak menjadi sebuah perusahaan penitipan anak bernama "Once Upon A Nanny".

Ia membantu penduduk lokal dan keluarga yang sedang berlibur untuk menjaga sekaligus membawa anak-anak mereka di Disney World, Universal Orlando, maupun taman hiburan lainnya di wilayah Floida.

Cyan Nardiello menggabungkan dua hal yang dia sukai, yaitu menjaga anak dan jalan-jalan di taman hiburan sebagai satu pekerjaan. Kecintaan Nardiello yang dibesarkan di New Jersey kepada taman hiburan bermula saat ia dan keluarganya mengunjungi Disney World dan Universal Orlando pertama kali pada saat berusia 13 tahun. Dia mengatakan bahwa Disney World menjadi tempat favoritnya, dan ingin tinggal lebih dekat dengan taman hiburan tersebut.

"Ketika saya mendaftar ke perguruan tinggi, saya mencari perguruan tinggi terdekat dengan Disney World, dan muncul University of Central Florida. Saya tidak pernah melamar ke kampus lain," ungkap Nardiello.

Selama tahun pertamanya di perguruan tinggi, dia menjadi pengasuh seorang anak berusia tujuh tahun. Nardiello dan seorang anak lalu mulai mengunjungi Disney World bersama usai pulang sekolah tepat di hari anak yang diasuhnya itu berulang tahun.

Nardiello lalu membagikan video perjalanan mereka di TikTok. Ternyata banyak yang melihat dan menyukainya. "Saya memutuskan untuk membuat bisnis sebelum ide bisnis ini dicuri oleh seseorang," terangnya.

Sebagai pengasuh anak, Nardiello biasanya mendapat bayaran sebasar 25 doalr AS per jam atau sekitar Rp350 ribu. Dia berharap bisa mengembangkan bisnisnya untuk memiliki cabang layanan pengasuh anak di setiap taman Disney atau Disney World.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Shaylee Mansfield, seorang gadis kecil yang terlahir tuli menginspirasi beberapa karakter di Disney World untuk memahami bahasa isyarat.

2 dari 3 halaman

Merasakan Sensasi yang Sama

Banjir — Tak hanya Jakarta yang dilanda banjir, Disney World Florida juga mengalami hal serupa. (Foto:Teenvogue.com)

Nardiello bekerja dengan beberapa keluarga lokal sekitar sekali atau dua kali dalam sebulan. Sebagian besar pelanggannya adalah keluarga yang sedang berlibur di Florida. Mereka akan mempekerjakan Nardiello sebagai pengasuh untuk satu hari.

"Saya juga bisa mengajak anak-anak melakukan aktivitas yang sesuai dengan usianya, sementara orangtua mereka pergi naik wahana yang lebih besar atau minum-minum di seluruh dunia di Epcot," katanya.

Namun, pandemi Covid-19 memengaruhi bisnis Nardiello sebagai pengasuh anak. Ia dan beberapa karyawannya selalu berusaha menjalankan protokol kesehatan dan keselamatan di tiap taman hiburan yang dikunjungi.

Dengan begitu, anak-anak yang dijaganya maupun mereka yang menjaganya bisa terhindari dari Covid-19. Nardiello mengaku selalu menjelaskan kepada anak-anak tentang pentingnya menggunakan masker terutama di taman hiburan.

Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan saat bekerja, Nardiello meminta orangtua dari anak yang akan dijaganya untuk mengisi lembar informasi dengan lengkap sehingga dia bisa mengetahui apakah ada masalah alergi, temperamen, maupun kebiasaan lainnya yang membutuhkan perhatian khusus.

Nardiello kini mengunjungi Disney World dua sampai empat kali dalam sepekan sambil menghasilkan banyak uang dengan pekerjaanya. Meski semakin sering datang ke Disney World, ia mengaku sensasinya selalu sama dan rasanya seperti baru kali datang untuk kali pertama. Agar ia dan anak-anak tidak merasa jenuh, ia biasanya membuat permainan atau tantangan agar lebih menantang. (Muhammad Thoifur)

3 dari 3 halaman