Sukses

Dampak Pandemi, Hotel Kelas Melati sampai Bintang 5 di Bandung Dijual Online

Sejumlah hotel di Kota Bandung dijual karena hampir tidak ada kunjungan tamu selama pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 sangat berdampak pada bidang pariwisata, ternasuk usaha hotel. Imbas dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sempat diterapkan pemerintah sangat memengaruhi geliat industri perhotelan, termasuk di Kota Bandung, Jawa Barat.

Akibatnya, sejumlah hotel di Kota Bandung dijual karena tidak adanya kunjungan tamu selama pandemi Covid-19. Berdasarkan temuan pada platform jual beli properti online, dotproperty.id, cukup banyak hotel berbintang dan melati yang dijual. Kisaran harganya mulai dari puluhan juta hingga miliaran rupiah.

Ada beberapa hotel seperti The Valley Resort Hotel Dago Pakar yang dijual dengan harga Rp85 juta di situs itu. Tak hanya itu, ada pula hotel-hotel dari Grup Zodiak yang dibanderol dengan harga Rp20 miliar sampai Rp50 miliar.

Ada juga hotel Lembang Raya di dekat Farm House yang dijual dengan harga Rp29 miliar, V Hotel & Residence di Sukajadi yang dijual seharga Rp200 miliar. Bahkan ada hotel Novotel Bandung di Cihampelas yang dijual seharga Rp300 miliar.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar membenarkan adanya hotel yang dijual. Menurut Herman, hotel yang dijual diakibatkan ketidakmampuan mereka untuk pemulihan.

"Setahu saya memang sudah banyak hotel yang dijual. Sampai saat ini ada sekitar 62 hotel. Itu baru di Bandung saja ya. Belum wilayah Jawa Barat lainnya," ungkap Herman, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (17/2/2021).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Upaya Penghematan

"Itu mulai dari hotel kelas melati sampai bintang lima. Ya jadi enggak heran kalau ada hotel yang sudah punya nama juga ikut dijual. Ya mau bagaimana lagi, mereka hampir tidak ada tamu. Biar sudah melakukan penghematan, tetap saja nggak bisa menutup biaya operasional dan pemeliharaan," sambung Herman.

Penjualan hotel pun, kata Herman, mau tidak mau dilakukan lantaran pengusaha sudah lama terlilit utang bank. Hal ini karena restrukturisasi kredit yang didapat dari bank tidak terlalu lama. Untuk itu, Herman berharap pandemi cepat berlalu dan pemerintah daerah maupun pusat bisa menangani pandemi dengan baik.

"Sekarang sudah ada vaksin, ya mudah-mudahan bisa cepat diurus dan semakin banyak lagi solusi supaya pandem ini cepat selesai. Kalau soal hotel yang dijual, saya rasa mereka yang membeli akan tetap mempertahankan hotel-hotel itu. Karena kalau pandemi sudah selesai, pasti tamu bakal ramai lagi," ujar Herman

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.