Sukses

Pasutri Kanada Klaim Buat Hijab Ramah Lingkungan Pertama

Pasangan asal Kanada ini mulai tertarik menekuni industri hijab dengan pola pewarnaan yang menarik.

Liputan6.com, Jakarta Pasangan suami istri (pasutri) Muslim asal Toronto, Kanada, Will dan Sana Saleh punya caranya sendiri untuk melawan Islamofobia hingga citra buruk Islam yang banyak diberitakan. Pasangan ini memulai langkahnya dengan membuat hijab ramah lingkungan.

Dilansir dari laman About Islam, 14 Februari 2021, Will dan Sana yang dikenal dengan nama Saleh Family atau Keluarga Saleh, sebelumnya terkenal dengan video komik mereka. Namun, pasangan ini juga mulai tertarik menekuni industri hijab dengan pola pewarnaan yang menarik.

Mereka terinspirasi dari pola tie dye yang populer belakangan ini. “Saya teringat Will pernah mengatakan kepada saya kenapa tidak ada hijab dengan pola tie dye. Bukankah itu hal yang paling keren?” ucap Sana Saleh. Pasangan itu mengatakan bahwa mereka berusaha untuk membuka hati dan pikiran orang tentang Islam dan Muslim.

"Pada akhirnya, salah satu alasan utama kami melakukan ini adalah untuk mengangkat identitas orang Muslim. Saya mendapat banyak fitnah karena tidak tumbuh sebagai Muslim dari kecil dan apa yang saya lihat melalui media," ujar Will.

Pasutri yang mempunyai dua orang putri ini cukup terkenal di media sosial. Mereka berhasil mendapatkan lebih dari 900 ribu pengikut di TikTok dalam kurun waktu setahun dan 290.000 subscribers di Youtube "Saleh Family" dalam beberapa bulan.

Tak hanya terkenal di dunia maya, Baik Will dan Sana mencoba meniti karier dalam dunia bisnis dengan memulai Lala Hijabs sejak tahun lalu. Mereka menjual berbagai macam hijab, baik ukuran anak maupun dewasa secara online. Keluarga Saleh mengklaim Lala Hijabs sebagai salah satu perusahaan hijab pertama yang menggunakan kemasan ramah lingkungan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kertas Tisu

Lala Hijabs awalnya diproduksi rumahan dengan pewarna tangan melalui bantuan kedua putri mereka. Pewarna yang digunakan sama sekali tidak beracun dan ramah lingkungan. Kemudian, mereka menggantungnya hingga kering hingga membungkusnya dengan kertas tisu ramah lingkungan.

"Meskipun lebih mahal untuk melakukannya dengan cara itu, kami ingin menginvestasikan uang tambahan untuk menggunakan bahan yang dapat dibuat kompos karena jauh lebih baik untuk lingkungan," kata Sana.

Mendapat reaksi positif, Will dan Sana berencana untuk terus menggarap bisnis dan saluran media sosial mereka. "Kami punya begitu banyak orang yang menghubungi kami setiap hari. Mereka berterima kasih kepada kami karena telah menghapus kesalahpahaman dan menunjukkan sisi kemanusiaan orang Muslim yang kerap dipandang orang jahat di sebuah ruangan," terang Will Saleh.

3 dari 3 halaman

Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.