Sukses

China Tawarkan Angpau Buat Warganya Agar Tak Mudik Saat Imlek

Pemerintah China harus meyakinkan warganya untuk tetap tinggal di rumah tanpa harus membatalkan perayaan Imlek.

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Imlek tahun ini bagi masyarakat China akan terasa sangat berbeda. Pandemi corona Covid-19 memaksa pemerintah setempat membuat strategi khusus demi mencegah para perantau untuk mudik ke kampung halaman mereka menjelang perayaan Imlek yang jatuh pada 12 Februari 2021.

Salah satu mobilitas manusia terbesar dunia berada di China. Jutaan orang di negara itu akan mudik ke berbagai daerah, melintas perjalanan sejauh ribuan kilometer, untuk merayakan Imlek.

Dilansir dari laman BBC, 30 Januari 2021, Imlek bagi penduduk China merupakan satu-satunya peristiwa dalam setahun untuk bertemu dengan keluarga. Hampir semua warga tak ingin melewatkan perayaan ini. Namun muncul kekhawatiran bahwa musim mudik yang dalam bahasa lokal dikenal dengan istilah Chunyun ini bakal menjadi ajang penyebaran virus corona.

Pemerintah China saat ini menghadapi dilema. Mereka harus meyakinkan warganya untuk tetap tinggal di rumah tanpa harus membatalkan perayaan tahunan terbesar mereka. Perayaan Imlek di China setiap tahunnya berlangsung dari 28 Januari sampai 8 Maret. Selama periode itu penduduk China diyakini bakal melakukan perjalanan ribuan kilometer, jelang dan setelah Imlek yang jatuh pada 12 Februari.

Beberapa tahun belakangan, biasanya terjadi hingga tiga miliar perjalanan pada musim mudik. Namun pada 2020, saat virus corona mulai menyebar dan pembatasan perjalanan diterapkan, jumlah perjalanan mudik turun lebih dari setengahnya.

Sementara di tahun ini, seiring kehidupan berangsur normal di berbagai wilayah China, otoritas lokal memprediksi akan terjadi 1,7 miliar perjalanan mudik.

Untuk mencegah warganya mudik saat Imlek, berbagai cara persuasif dilakukan termasuk mengiming-imingi warga dengan uang sebagai bentuk kompensasi. Pemerintah Kota Hangzhou, misalnya, rela memberikan 1.000 Yuan atau sekitar 2,1 juta kepada pekerja migran yang memilih tidak mudik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Makanan Gratis dan Tur Budaya

 

Dua perusahaan di Zhejiang, Ningbo dan Quanzhou, juga memberikan 'angpau' untuk pekerja mereka yang memilih tidak mudik. Banyak korporasi didorong menawarkan subsidi, makanan gratis, dan tur budaya singkat agar pekerja mereka tertarik untuk membatalkan mudik.

Pemerintah Kota Yiwu menawarkan tiket masuk gratis ke tempat-tempat budaya. Ada juga tawaran bagi anak-anak pekerja berupa tiket masuk menginap gratis di perkemahan musim dingin.

Para pemilik usaha di kota itu juga diizinkan tetap beroperasi selama Imlek. Mereka juga didorong mengajukan permohonan subsidi ke pemerintah kota. Pemerintah China juga memasang spanduk untuk mendorong warga mereka membatalkan mudik. Beberapa sektor usaha secara terang-terangan menerapkan membatasi pekerja untuk mudik.

Selain itu, banyak perusahaan milik pemerintah China meminta pegawai mereka untuk tetap tinggal di rumah selama perayaan Imlek.Namun apakah strategi itu efektrif? Seorang warga China bernama Liu yang merupakan pekerja di sektor ekspedisi di Beijing menegaskan bahwa tak akan ada yang bisa menghalanginya mudik.

"Istri dan anak-anak saya ada di kampung. Saya sudah tidak bertemu mereka selama enam bulan. Meski ada banyak hambatan, Anda tetap harus mudik karena inti dari bekerja di kota besar adalah mencari nafkah. Jika Anda tidak bisa melihat keluarga, tidak akan ada dorongan untuk bekerja," ucap Liu.

3 dari 3 halaman

Cara China hingga Vietnam Tangani Virus Corona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.