Sukses

Drama Pelanggan Kafe Merasa Tak Nyaman karena Dilayani Pegawai Asing

Komplain yang diajukan pelanggan kafe itu dianggap publik sebagai tindakan rasis.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pelanggan kafe baru-baru ini mendapat kecaman setelah mengeluh merasa "tak aman" di salah satu gerai makanan penutup di Kuala Lumpur, Malaysia. Pelanggan tersebut, yang telah menghapus unggahannya, meninggalkan ulasan yang mengatakan bahwa mereka merasa tak aman karena Foo Foo Fine Desserts dioperasikan lima pegawai asing.

"Saya sudah lama tak ke sana dan saya sedih melihat kafe makanan penutup premium ini telah terdegradasi, dibandingkan dengan pasar grosir Selayang," katanya dalam unggahan yang kemudian memulai drama di jagat maya.

Sebagai tanggapan, melansir laman Says, Senin, 25 Januari 2021, salah satu pemilik menjelaskan bahwa staf mereka adalah pekerja yang santun dan sangat baik, bahkan telah bekerja selama beberapa tahun.

"Yakinlah bahwa mereka ada di sana untuk bekerja, bukan membuat Anda merasa tak aman karena alasan yang tak kami ketahui," tambah mereka.

Unggahan itu pun viral di seluruh media sosial. Kebanyakan orang mengkritik pelanggan tersebut karena dianggap rasis. "Mengapa orang-orang seperti ini masih ada saja?" tulis salah satu pengguna Twitter.

"Kalau sudah ramai begini, ia akan dengan mudahnya mengatakan, 'Saya bukan rasis, tapi...', sudah terbaca," sambung yang lain. "Sebagai anak blasteran Malaysia-Bangladesh, saya sangat sedih membaca kejadian ini. Saya tak paham di mana letak ketidakamanan yang dimaksud," komentar seorang warganet.

Tanpa meninggalkan komentar maupun konfirmasi atas tindakan dianggap rasis, pelanggan tersebut dilaporkan telah menghapus seluruh akun media sosialnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kecaman pada Tindakan Rasis

Kecaman akan aksi rasisme sebenarnya telah dilakukan sejak lama. Namun, kasus diskriminasi ras, menyusul gerakan Black Lives Matter yang "pecah" tahun lalu, membuat isu ini makin sering disorot, tak terkecuali di ranah daring.

Beberapa waktu lalu, CEO perusahaan Jepang kena semprot warganet karena dianggap melontarkan komentar rasis pada orang Korea. Produknya pun sempat terancam diboikot secara luas.

Sebelumnya, mahasiswi Prancis dibanjiri kritik serupa karena menunggah pose mata sipit di media sosial. Dalam daftar panjang itu, muncul pula mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Trump acap kali diterjang komentar pedas karena ucapan maupun perbuatan yang dianggap rasis. Isu ini bahkan sempat dijadikan senjata oleh lawan politiknya, termasuk Joe Biden.

3 dari 3 halaman

Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.