Sukses

Penampakan Saluran Air Berwarna Pink di Singapura yang Bikin Resah

Sebelum saluran air di Sentosa South Cove, Singapura, berubah warna, warga sekitar sudah mendapati ikan mati pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Saluran air yang mengalir melalui Sentosa South Cove, Singapura telah berubah jadi pink keunguan. Melansir laman Strait Times, Kamis (14/1/2021), pemandangan tak wajar ini telah berlangsung sejak Selasa sore, 12 Januari 2021, dan membuat warga sekitar resah.

"Tanda peringatan" sebenarnya sudah muncul awal pekan lalu ketika bau busuk seperti limbah berasal dari saluran air tercium. Karena aroma tak sedap semakin kuat selama beberapa hari berikutnya, ikan mati ditemukan di dekat tepian pada pertengahan hingga akhir pekan kemarin.

Kala itu, publik menyaksikan "pembersihan dan pengangkutan ikan mati terbanyak," kata Knight Frank Property Asset Management atas nama Sentosa Cove Resort Management (SCRM), dalam sebuah surat yang dikirim pada warga, Senin, 11 Januari 2021.

Pakar kelautan mengidentifikasi rabbitfish, moonyfish, batfish, dan leatherjacket berada di antara ikan yang mati. Juru bicara SCRM mengatakan, ikan mati diamati di perairan South Cove antara 6 Januari dan Sabtu lalu.

Dari itu, baru tampak perubahan warna di perairan, namun tak berpengaruh pada jalur air North Cove. Manajemen resor dilaporkan tengah bekerja sama dengan Badan Lingkungan Nasional (NEA) menyelidiki fenomena ini.

"Sebagai tindakan pencegahan, SCRM telah berpesan pada warga untuk tak melalukan aktivitas, seperti water sport, di jalur saluran air. SCRM akan terus memantau perairan tersebut," kata juru bicara itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dugaan Penyebabnya

Dr Sandric Leong, peneliti senior di Institut Ilmu Kelautan Tropis Universitas Nasional Singapura, mengatakan bahwa air berwarna itu disebabkan mekar pico-cyanobacteria, suatu bentuk pertumbuhan alga.

Ini terjadi ketika sejumlah besar alga atau cyanobacteria yang dihasilkan dari sejumlah besar nutrisi, seperti fosfor dan nitrogen, terakumulasi di dalam air. Dr Leong mengatakan, hujan lebat secara terus-menerus selama beberapa minggu terakhir mungkin telah berkontribusi pada fenomena tersebut.

NEA sendiri mencatat tak ada indikasi pencemaran industri atau laut yang dapat memengaruhi perairan di daerah sekitar. Pertumbuhan alga dapat menghilangkan oksigen terlarut dari air berujung merusak kehidupan laut. Tapi, belum jelas apakah kematian ikan terkait dengan perubahan warna air, para ahli menegaskan.

Penyebab umum kematian ikan, termasuk kekurangan oksigen, racun yang dihasilkan oleh pertumbuhan alga, dan konsentrasi tinggi spesies alga yang dapat merusak insang ikan, kata Associate Professor Federico Lauro dari Sekolah Lingkungan Asia Universitas Teknologi Nanyang.

3 dari 3 halaman

Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.