Sukses

Myanmar Larang Penerbangan Internasional hingga Akhir Januari 2021

Sebelumnya, Myanmar sudah berupaya mendongkrak pariwisata dengan penerbangan tamasya tanpa mendarat.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 masih menghantui banyak negara. Kekhawatiran terdampak virus corona baru pun masih belum hilang, tak terkecuali di Myanmar.

Melalui Kementerian Transportasi dan Komunikasi, Myanmar telah memperpanjang masa penangguhan sementara penerbangan internasional hingga akhir Januari 2021. Hal itu dilaksanakan untuk mencegah "impor" COVID-19 ke negara itu melalui perjalanan udara, dilansir dari Business Standard, Jumat (1/1/2021).

Tindakan tersebut akan terus diperpanjang karena infeksi penyakit meningkat di sebagian besar negara. Diskusi sedang dilakukan di antara kementerian terkait untuk tahap demi tahap dimulainya kembali penerbangan komersial internasional sejalan dengan prosedur standar perawatan kesehatan, di mana ini mengacu pada situasi wabah.

Hingga 30 Desember 2020, Myanmar telah melaporkan 123.470 kasus infeksi COVID-19 dengan 2.664 kematian, menurut rilis dari Kementerian Kesehatan dan Olahraga.

Sebelumnya, Myanmar telah meluncurkan tur penerbangan tamasya non-pendaratan pertama dengan jadwal Yangon-Kyaikhtiyo-Hpa-an untuk meningkatkan pariwisatanya. Pesawat meninggalkan Bandara Internasional Yangon dan terbang rendah di atas area Pagoda Kyaihtiyo di Negara Bagian Mon dan Gunung Hpa-an dan Zwegabin di Negara Bagian Kayin, serta tempat-tempat penting lain.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penerbangan Tamasya

"Kami memulai tur penerbangan tamasya ini dengan jadwal Kyaikhtiyo-Hpa-an. Kami juga berencana untuk melakukan tur penerbangan ke area terdekat lain. Turnya sekarang 30 menit. Kami juga akan merencanakan tur selama satu jam," kata Presiden Asosiasi Travel Myanmar, Naung Naung Han, menurut laporan Eleven Myanmar.

Penerbangan dimulai dari dan kembali ke Yangon. Total ada 35 penumpang di dalam pesawat tersebut. Tur penerbangan tamasya tanpa mendarat pertama dilakukan dengan penerbangan ART-72 dari Myanmar National Airlines.

Pesawat terbang lima ribu kaki di atas tanah untuk menghormati Pagoda Kyaihtiyo dan tiga ribu kaki di atas tanah untuk pemandangan Gunung Zwegabin. Naung Naung Han mengatakan, maskapai lain juga merencanakan tur penerbangan tamasya yang berbasis di wilayah Mandalay untuk melihat tempat-tempat spektakuler, seperti Bagan dan Inlay.

Namun, belum ada keterangan lanjutan soal ini, mengingat kondisi yang terus berubah dengan cepat.

3 dari 3 halaman

Infografis Jenderal Myanmar Min Aung Hlaing

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.