Sukses

4 Cara Membatalkan Janji dengan Lebih Baik

Pandemi corona COVID-19 dengan segala ketidakpastiannya membuat Anda acap kali terpaksa membatalkan janji, bahkan yang sudah disepakati jauh-jauh hari.

Liputan6.com, Jakarta Di tengah kondisi serba tak pasti karena pandemi corona COVID-19, tak jarang Anda terpaksa membatalkan janji. Perasaan mengganjal, apalagi bila sudah direncanakan jauh-jauh hari, tentu tak bisa ditampik begitu saja.

Karenanya, bagaimana Anda menyampaikan hal tersebut jadi punya peran penting. Pasalnya, membatalkan janji tak selalu mudah dan berpotensi membuat orang lain membentuk asumsi tersendiri, bahkan kapok merencanakan kegiatan dengan Anda.

Membatalkan janji, melansir laman Vogue US, Minggu, 20 Desember 2020, bisa saja terasa seperti krisis eksistensial, artinya Anda tak menjalani hidup sepenuhnya. Tapi, tak perlu merasa terlalu buruk.

1. Jujur adalah opsi terbaik

Jelaskan alasan Anda membatalkan janji sestruktural mungkin. Jangan lupa untuk berterima kasih atas pengertian pihak yang telah membuat janji dengan Anda. Bila memungkinkan, kalian bisa mencari waktu lain untuk menuntaskan rencana tersebut.

Walau jujur dianggap bukan opsi terbaik untuk membatalkan janji profesional, poin ini tetap masuk pertimbangan utama. Pasalnya, mengarang alasan hanya akan membuat pihak yang membuat janji dengan Anda merasa tak dihargai.

Di samping, Anda harus memahami benar bahwa tanpa kondisi mendesak, sebaiknya jangan membatalkan janji. Bisa saja orang lain telah mengorbankan sesuatu untuk memenuhi rencana yang telah kalian sepakati. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Ukur Perasaan Anda Sebelumnya

Poin ini umumnya terkait dengan janji untuk kebutuhan lebih personal. Menuangkan perasaan ke dalam kata-kata dan menyuarakan ketidaknyamanan merupakan sumber utama pemberdayaan, kata life coach yang berbasis di Los Angeles, Dawn Smith.

"Apa yang membuat Anda ingin membatalkan rencana? Anggap saja sebagai waktu untuk merenung, alih-alih menyalahkan diri sendiri dan membuat diri Anda merasa lebih buruk karenanya. Berkomitmen untuk jujur ​​tentang perasaan yang Anda dapatkan dari acara, orang-orang di sana, apa yang akan terjadi di acara tersebut, waktu, semua hal itu. Apakah saya menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan saya? Dan apakah saya tahu apa kebutuhan saya sendiri?" kata Smith.

Meluangkan waktu untuk merefleksikan kebutuhan sendiri sebenarnya akan mencegah keharusan untuk membatalkan janji di masa mendatang. Banyak orang akan menghindari konfrontasi, ogah berbicara tentang apa yang membuat mereka merasa tak nyaman hingga membatalkan janji.

"Saat kita berbicara dari hati kita, orang dapat memahami hal itu dan orang yang tak dapat memahami hal itu sebenarnya bukanlah teman kita. Itu juga hal yang sangat penting untuk direnungkan," imbuhnya.

3 dari 5 halaman

3. Pertimbangkan Hal yang Membuat Anda Bahagia

Saat terus membuka jalur komunikasi antara diri Anda dan teman-teman, ada baiknya mempertimbangkan apa yang berhasil untuk Anda. Perenungan ini jadi lawan dari apa yang diharapkan dari seseorang seusia Anda, di bidang Anda, dari latar belakang Anda, dan seterusnya.

Pengaturan sosial intensitas tinggi, seperti pesta di mana Anda tak mengenal siapa pun, bisa jadi tak tertahankan bagi ibu bekerja yang lelah karena menyulap kehidupan rumah dan pekerjaan. Pun dengan orang yang menghadapi penyakit mental yang cemas untuk pergi keluar.

Temukan teman yang peka terhadap kebutuhan Anda dan bersedia berkompromi dengan aktivitas intensitas rendah, seperti menonton film di malam hari, menikmati makanan di kafe setempat, bahkan piknik. Waktu berkualitas tanpa harus berdandan atau menghadapi tekanan untuk jadi 'kupu-kupu sosial' dapat jadi pilihan utama.

4 dari 5 halaman

4. Memahami Lebih Jauh

Jika Anda berulang kali menerima janji yang dibatalkan dengan orang tertentu, ingatlah bahwa itu mungkin tak bersifat pribadi. Seseorang yang menyisih dari rencana karena tak memiliki energi atau kekuatan mental untuk terlibat adalah tindakan perawatan diri, bukan kejahatan atau keegoisan.

Bila memaafkan diri sendiri karena fakta bahwa Anda tak selalu bisa memprediksi perasaan masa depan, akan lebih mudah untuk jadi murah hati dan fleksibel dengan orang lain. Jika Anda ambruk di dalam hati karena alasan apa pun dan menghormati rencana hanya memperburuk kenegatifan itu, lebih baik ambil waktu untuk diri sendiri.

5 dari 5 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.