Sukses

Kontroversi Pria Menggantung Sepeda di Tiang Pegangan MRT

Sebelumnya, pria ini sudah ditegur petugas, namun tetap memaksa masuk MRT membawa sepedanya.

Liputan6.com, Jakarta - Cara setiap orang berpikir memang unik. Saking tak biasa, di banyak kesempatan, Anda mungkin sampai gagal paham. Kelakuan seorang pria ketika naik MRT di Singapura ini boleh jadi salah satunya.

Belakangan, melansir laman Mothership Singapore, Jumat (18/12/2020), pesepeda memang cukup sering terlihat memanfaatkan transportasi lain dalam berpindah sembari membawa sepeda mereka. Tapi, belum pernah terlihat di antara mereka yang punya ide ekstrem seperti pria satu ini.

Dalam sebuah video yang diunggah ke TikTok pada Rabu, 16 Desember 2020, tampak full-size sepeda bergelantungan di tiang pegangan MRT. Tak jarang ia ikut bergoyang seiring pergerakan kereta di satu titik.

Papan elektronik di kereta terlihat menampilkan pesan yang menunjukkan lokasi kereta, "Stasiun berikutnya EW24 Jurong East." Pesan lain berbunyi, "Layanan kereta ini akan berakhir pada EW29 Joo Koon."

Dari situ diketahui bahwa MRT menuju ke arah barat, antara stasiun MRT Clementi dan Jurong East pada saat video diambil. Seorang pria dengan kemeja gombrong dan celana panjang bermotif, yang diduga sebagai pemilik sepeda, juga terekam dalam video bersumpah dalam bahasa Hokkien, Melayu, dan Inggris.

Sasaran amarahnya tak dapat dilihat dari video tersebut, dan rekan komuter pria itu sebagian besar melihatnya dengan tenang. Di antara frasa biasa lain, pria itu terdengar mengucapkan kata-kata vulgar lain yang kurang konvensional seperti "suami ayahmu."

Hal ini tampaknya mengundang tawa dari seorang komuter. "Jangan tertawa lah, bolamu menggigil. Okay? Jika saya bisa melepas celanamu dan menunjukkan pada dunia seberapa besar dirimu, mereka akan menertawakanmu," pria itu berkata sebagai tanggapan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanggapan Pengelola MRT

Full-size sepeda dan barang besar lain sebernya tak diperbolehkan di MRT. Mulai 1 Juni 2017, komuter diizinkan membawa perangkat mobilitas pribadi (PMD) dan sepeda lipat di atas angkutan umum, setelah uji coba selama enam bulan, menurut Otoritas Transportasi Darat.

Namun, semua barang atau barang yang dibawa ke angkutan umum harus berukuran 120x70x40 cm. Pengelola transportasi tersebut, SMRT, mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi sekitar pukul 19.10 pada Selasa, 15 Desember 2020, waktu setempat.

Staf SMRT mencoba menghentikan penumpang memasuki kereta di Stasiun Woodlands, tapi ia tak mau bekerja sama dan memaksa masuk ke dalam kereta. Ia kemudian pindah ke kereta menuju barat di stasiun Jurong East dan keluar di stasiun Pioneer sekitar pukul 19.50.

SMRT mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi komunter tersebut dan membuat laporan pada pihak berwajib.

"Demi keselamatan dan kenyamanan semua penumpang, kami ingin mengingatkan semua orang untuk mematuhi peraturan saat membawa sepeda lipat dan perangkat mobilitas pribadi di atas kereta dan bus," kata Margaret Teo, Kepala Komunikasi SMRT Corporation.

3 dari 3 halaman

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.