Sukses

Kisah Sukses Ratu Cimol Banyumas yang Mulai Usaha dari Usia 16 Tahun

Awal mula Resika Caesaria merintis usaha Ratu Cimol Banyumas berawal dari keadaan yang mendesak.

Liputan6.com, Jakarta - Semangat berbisnis memang tidak mengenal usia, apalagi ditambah dengan tekad yang kuat. Hal ini pula yang menjadi refleksi Resika Caesaria, perempuan asal Banyumas, Jawa Tengah, yang merintis usaha cimol bernama Ratu Cimol Banyumas saat masih berusia 16 tahun.

Berkat kegigihannya berusaha cimol, Cika, begitu ia akrab disapa, bahkan berhasil menerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2014. Ia meraih apresiasi yang diberi PT Astra International Tbk ini untuk bidang kewirausahaan.

Cika, begitu ia akrab disapa, merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Sang ayah yang telah memasuki usia lanjut ketika ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), kala itu berprofesi sebagai sebagai supir.

Karena pekerjaan tersebut berisiko di usia lansia, sang ayah pun memutuskan berhenti bekerja saat Cika masuk SMA. Di sisi lain, kala itu studinya membutuhkan banyak biaya, dari uang sekolah hingga uang saku.

"Saat itu kakak saya bilang saya sekolah saja untuk bulanan usaha sendiri. Jadi awal mula usaha kepepet," kata Cika dalam bincang virtual yang digelar Yayasan Dian Sastrowardoyo dan Magnifique, Rabu (16/12/2020).

Cika mengungkapkan, ia mendapat dukungan dari orangtuanya. Ia bisa memiliki usaha sendiri di usia 16 tahun dan kala itu modalnya Rp63 ribu. "Sekarang menggerakkan omzet di para mitra Rp30 miliar per tahun," lanjutnya.

Perempuan berusia 31 tahun ini menyebut ada banyak tantangan yang ia hadapi ketika memulai usaha cimol. Dahulu, Cika sempat berpikir dagangannya tidak akan laku.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Semangat Cika

"Semakin berkembang, ada manajemen waktu, manajemen keuangan harus diatur, mana yang pribadi dan bisnis. Harus ada latihan pembukuan keuangan, semakin kompleks. Sekarang masalah internal SDM dan produksi, eksternal permintaan pasar," tambah Cika.

Sebelum berjualan cimol, ia pun pernah membuat kue namun tidak berjalan lancar. Berlanjut usaha batagor, juga juga kurang dapat respons baik.

"Suatu hari saya ketemu pedagang cimol, kita tukar resep. Lalu saya bikin dan bawa ke sekolah dan jadi jajanan baru," jelasnya.

Cika sendiri mengusung konsep bisnis sosial, di mana setiap bulan dari keuntungan 100 persen itu dibagi dua bagian. 70 persen digunakan untuk pengembangan, 30 persen digunakan untuk sosial.

Misi sosial ini termasuk memberikan franchise gratis dan juga modal Rp3juta--Rp4 juta yang digagaskan kepada para mitra. Bantuan ini diberi kepada mitra-mitra tertentu.

"Waktu saya kondisi ketidakmampuan, ketika saya dikasih kemudahan rezeki, saya ingin membantu orang lain, saya gunakan untuk membantu orang yang penghasilan kurang atau pengangguran," tuturnya.

"Ada syarat menjadi mitranya, kalau sudah sesuai dari kriteria, bisa mendapatkan permodalan gratis itu berupa gerobak, perlengkapan, bahan baku di awal," tambahnya.

Pada 2014, usaha franchise Cika memiliki 60 mitra yang berasal dari kalangan ekonomi lemah dan pengangguran. Di 2020, mitranya telah mencapai lebih dari 600-an mitra.

3 dari 3 halaman

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.