Mengintip Kimbab Family Belanja Produk-Produk Indonesia di Korea Selatan

Di tempat itu, Appa menyebut bahwa suasananya berbeda, mirip dengan di Indonesia. Satu per satu Gina memasukkan makan-makanan ke keranjang yang dibawanya itu, seperti sambal. "Beli juga sambal kesukaanku," kata Appa.

"Terlalu banyak, mama," seru Jio, putra mereka saat melihat keranjangnya penuh. "Mama, sekarang berhenti beli," ujar Yunji, anak perempuan mereka.

Gina kemudian menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa ia membeli untuk persediaan di rumah. Apalagi, lokasi supermarket itu jauh dari kediamannya.

Jio tampak senang saat ayahnya memperlihatkan kepadanya makanan yang sedang ia cari. Jio rupanya suka dengan makanan putih bulat-bulat. Dari video tersebut, ternyata yang dicari anaknya itu kacang sukro.

"Jio, ini yang kamu cari bukan?" tanya Appa. "Yang ini," seru Jio. "Mama pas lihat ini langsung dimasukkan ke keranjang," imbuh Jio.

Kepada pelayan, Appa sempat berbicara dengan bahasa Korea dengan lelaki itu yang bisa bahasa Indonesia. Lelaki itu ternyata bukan dari Indonesia, tapi dari Korea. "Istri saya orang Indonesia," ujar Appa menjelaskan sebelum meninggalkan tempat itu.

Di dalam kendaraan, Gina menjelaskan bahwa mayoritas yang belanja di tempat itu merupakan orang-orang Indonesia. Sementara barang-barang yang dijual di sana 90 persen barang-barang Indonesia.

"Sampai ada sabun dan sampo yang ada di Indonesia. Obat-obatan Indonesia juga ada. Banyak produk Indonesia yang tidak kami temui di Seoul. Tapi ada yang saya tidak temui (di tempat) itu, salah satunya terasi," ujar perempuan asal Bandung itu tersenyum.

Setiba di rumah, Gina dan Appa membuka satu per satu barang yang telah ia beli di supermarket. Gina kemudian menyebutkan satu per satu, ada tahu ikan, bakso udang, sosis ayam, dan bakso sapi.

Selanjutnya, ia membuka minuman-minuman yang dibelinya. Gina senang bisa membeli rengginang, sudah dua Lebaran ia tak makan rangginang.

"Saya senang banget nemu ini (rengginang). Soalnya kalau di Bandung, biasanya hanya saat Lebaran aja adanya," ujar Gina.

Selanjutnya, mereka memperlihatkan berbagai keperluan dapur yang telah dibelinya, seperti tepung tapioka, susu, gula jawa, bawang merah, sambal, bumbu masak, abon, agar-agar, cincau, obat masuk angin, pasta pandan, mi.

"Karena barang impor jadi dibanding dengan di Indonesia lebih mahal. Tapi seru," ujar Appa tersenyum.