Sukses

Rumah Belajar Batik Semarang Buka Kesempatan Pelatihan Bagi Kaum Muda

Rumah Belajar Batik Semarang memberikan pelatihan sekaligus pendampingan bagi kaum muda dari kalangan prasejahtera untuk memiliki keterampilan dan dapat meraih kesempatan kerja.

Liputan6.com, Jakarta - Upaya melahirkan kaum muda yang terampil tak hentinya digalakkan oleh berbagai pihak, termasuk di industri batik. Hal ini berjalan beriringan dengan misi melestarikan budaya Tanah Air yang ditandai dengan kehadiran Rumah Belajar Batik Semarang.

Insiatif ini tidak lain adalah kolaborasi antara YCAB Foundation dan Indika Foundation. Seperti tajuknya, Rumah Belajar Batik Semarang memberikan pelatihan dan diharapkan mampu mengurangi pengangguran usia produktif dari kalangan prasejahtera.

Project Manager Rumah Belajar Batik Semarang Sobirin Jamil, menyebut untuk batch pertama telah dimulai 9 November 2020. Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri atas ibu-ibu dan anak-anak muda dari sekitar Semarang.

"Dari 30 orang nantinya kita bagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari masing-masing beranggotakan enam orang. Karakteristik peserta batch pertama didominasi anak-anak muda berusia di bawah 25 tahun ini cukup menggembirakan," kata Sobirin dalam bincang virtual yang digelar Kamis (10/12/2020).

Ia melanjutkan, kegiatan yang diikuti oleh banyak kaum muda menandai bahwa anak muda kita mulai tertarik untuk kembali belajar membatik, termasuk di Rumah Belajar Batik Semarang. Untuk pelaksanaannya di masa pandemi, ada beberapa penyesuaian yang diterapkan.

"Kita buka kelas menjadi dua dengan tujuan tidak terlalu banyak orang berkumpul dalam satu ruangan kelas pagi dan siang, maksimal ada 15 orang agar tetap mengikuti protokol kesehatan dengan menjaga jarak. Itu yang kami lakukan dalam upaya preventif biar agar pelatihan berjalan lancar," tambahnya.

Dikatakan Sobirin, secara umum kegiatan terbagi menjadi tiga tahap. Untuk yang pertama, adalah tahap pelatihan intensif selama satu bulan. Selama itu, peserta akan diajarkan empat dasar membatik, yakni belajar membuat desain dan pola, teknik membatik, baik teknik batik tulis dan cap, lalu proses pewarnaan.

"Dalam hal ini di Rumah Belajar Batik Semarang proses pewarnaan lebih menggunakan pewarnaan alam, karena kami mencegah menimbulkan limbah yg tidak baik untuk lingkungan," jelas Sobirin soal pewarnaan batik secara alami.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pilih Kelompok Terbaik

Lalu, tahap keempat adalah proses penyempurnaan atau dalam istilah perbatikan adalah pelorodan. Proses ini adalah teknik penghilangan malam atau lilin yang telah dibubukkan di kain sehingga warnanya menjadi lebih terang.

"Setelah pelatihan intensif selama satu bulan, kita akan assessment peserta dan kemudian kita bentuk kelompok beranggotakan enam orang. Setelah itu mereka akan kita berikan seed capital bukan berbentuk cash, namun peralatan dan bahan untuk membatik," jelasnya.

Pemberian ini diharapkan agar para peserta dapat memproduksi, baik di tempatnya atau di Rumah Belajar Batik Semarang. Kemudian berlanjut ke tahap mentoring, di mana pihaknya memberika pendampingan, baik teknik maupun workshop yang terkait kewirausahaan plus kesiapan.

"Ini menjaga jika misalnya ada peserta setelah belajar di Rumah Belajar Batik Semarang ingin berkarier di bidang lain. Lalu di akhir bulan ketiga kita mengadakan penjurian kepada kelompok terbaik. Nanti pemenangnya akan mendapatkan reward Rp10 juta cash dan mereka bisa menggunakannya mengembangkan produk atau usaha," tutur Sobirin.

Sobirin menyebut, pihaknya juga akan tetap memberikan lanjutan untuk mendukung para peserta agar terus memastikan kegiatan produksi dan bisnisnya tetap berjalan. Sementara, penentuan pemenang sendiri terdiri atas empat aspek penilaian.

"Pertama omzet dan sustainability, kedua ide dan implementasi, ketiga pemasaran dan keempat presentasi kelompok," tutupnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Batik Dunia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.