Sukses

Sempat Divonis Mati karena Kelainan Otak, Wanita Disabilitas Kini Sukses Jadi Model

Terlepas dari penyakitnya dulu, Lucy berhasil menjadi model untuk brand Ann Summers dan PrettyLittleThing.

Liputan6.com, Jakarta -  Siapa sangka seorang wanita yang penah divonis hidupnya tak akan lama lagi, justru sukses menjadi model. Hidup seorang wanita bernama Lucy Dawson berubah drastis karena penyakit langka. Ia bahkan sempat divonis mati, sebelum kembali bangkit dan menjadi model.

Lucy Dawson awalnya menjalani hidup normal seperti remaja lainnya. Namun, gadis ini menderita migrain parah dan merasa depresi sekitar empat tahun lalu. Dilansir dari The Sun, 23 November 2020, Lucy bahkan mengalami episode mania sebanyak dua kali. Selain tertawa dan menangis histeris, wanita berusia 24 tahun ini pernah hampir melompat keluar dari mobil.

Orangtua Lucy kemudian membawanya ke rumah sakit untuk meminta pertolongan. Lucy dimasukkan ke unit psikiatri selama tiga bulan. Dia juga menerima obat-obatan untuk penyakit jiwa. Di sisi lain, kondisi tubuh Lucy malah menurun karena penyakit di otaknya.

"Sepanjang waktu, mereka percaya aku mengalami gangguan kejiwaan. Faktanya aku sakit, dan aku tidak bisa berbicara dari hari ke hari," ungkapnya. Seiring waktu, Lucy menjadi katatonik dan tidak mampu bergerak.

Di usia 21 tahun, dokter memberitahu orangtua Lucy kalau gadis itu sekarat. Si gadis mencoba terapi disetrum listrik untuk memperbaiki kerja otaknya, tapi gagal. Dia juga terus mengalami kejang. Saat itu, dokter sudah memvonis mati Lucy. Namun, akhirnya dia didiagnosis menderita encephalitis atau peradangan pada otak.

"Orangtuaku berpikir mereka sudah kehilangan diriku. Mereka diberitahu aku akan mati. Aku hanya bisa duduk dan menangis," kenangnya.

Setelah didiagnosis dengan tepat, kondisi Lucy mulai membaik. Wanita asal Lincolnshire, Inggris ini pun menjalani proses penyembuhan. Dalam waktu sekitar setahun, Lucy sudah hampir pulih meski harus memakai tongkat untuk berjalan.

Setelah sembuh, Lucy kembali berkuliah dan kini berhasil lulus. Ia pun mulai menarik perhatian banyak pihak, termasuk Zebedee Model Management yang berfokus pada model dengan disabilitas. Terlepas dari penyakitnya dulu, Lucy berhasil menjadi model untuk brand Ann Summers dan PrettyLittleThing.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Semangat Hidup Semakin Besar

Lucy juga ingin menjadi representasi untuk penyandang disabilitas. Semangat hidupnya semakin besar dan ia merasa bersyukur mengingat kondisi dirinya beberapa tahun lalu yang hampir meninggal dunia.

Tak hanya Lucy, ada juga Melissa Blake seorang aktivis disabilitas yang lahir dengan kelainan tulang dan otot genetik langka atau disebut Freeman-Sheldon syndrome, berkesempatan berpartisipasi di New York Fashion Week sebagai model. Melissa mengungkapkan bahwa semasa remaja ia pernah sakit hati mendengar impiannya untuk menjadi ikon fashion dicemoooh karena dirinya yang memiliki disabilitas.

Yang membuatnya sakit hati secara gamblang adalah sikap sejumlah orang yang menegaskan batasan bahwa tidak ada tempat bagi penyandang disabilitas untuk masuk ke ranah fesyen.

Namun kini setelah 20 tahun berlalu, siapa sangka mimpi Melissa akhirnya terwujud, ia menjadi model di New York Fashion Week (NYFW). "Rasanya seperti kemenangan bagi saya, tentu saja, tapi ini kemenangan besar untuk representasi disabilitas dalam mode," katanya.

3 dari 3 halaman

Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.