Sukses

4 Jenis Gangguan Menstruasi dan Cara Memonitor Siklusnya

Pemahaman tentang gangguan menstruasi sendiri bisa disadari dengan mencatat siklus menstruasi secara rutin dan benar.

Liputan6.com, Jakarta -  Menstruasi atau haid biasanya terjadi tiap bulan. Namun tidak semua wanita jeli memperhatikan kondisi datang bulannya. Menstruasi perlu diperhatikan, hampir seperti tanda vital. Gangguan menstruasi bisa terjadi dalam bentuk yang beragam, bisa disebabkan siklus, kelainan pendarahan, dan lain sebagainya.

Menurut dr. Kartika Cory, SpOG, Spesialis Obsterti dan Ginekologi, gangguan menstruasi bisa dilihat dari empat hal yang berbeda yakni siklus, periode, disminore, hingga metroragia.

Dalam 'Webinar HaloTalks Vol 4: Mencatat Periode Menstruasi, Hal Mudah Berdampak Besar' pada Rabu, 25 November 2020, dokter Kartika menyebutkan bahwa gangguan menstruasi pertama bisa berupa kelainan periode pendarahan. Kelainan periode pendarahan pertama adalah hipermenorea di mana pendarahan haid mencapai lebih dari 14 hari, sedangkan gangguan kedua terkait dengan kelainan siklus.

"Kelainan siklus bisa berupa polimenorea di mana siklus haid terjadi sebelum 21 hari, kalau lebih dari 35 hari itu disebut oligomenore, Kalau Amenorrhea tiga bulan tidak menstruasi," terang dokter Kartika.

Ia menambahkan, kelainan yang ketiga cukup umum didengar oleh masyarakat adalah dismenore. "Disminore ini berupa gangguan kesakitan atau nyeri parah di perut bawah, biasanya terjadi saat atau sebelum menstruasi," ucapnya.

Sementara bentuk gangguan yang keempat adalah pendarahan di luar menstruasi yang disebut dengan metroragia. Pemahaman tentang gangguan menstruasi sendiri bisa disadari dengan mencatat siklus menstruasi secara rutin dan benar.

"Dengan kita mencatat siklus menstruasi dengan baik, kita akan tahu di mana mulai ada kelainan ketika tidak sesuai dengan normalnya," imbuhnya.

Memonitor siklus menstruasi memang kerap terlupakan, padahal aktivitas ini berperan sangat penting dalam seluruh tahapan hidup perempuan sejak konsepsi sampai usia lanjut, termasuk untuk perencanaan keluarga.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kalender Menstruasi

Untuk menghitung siklus menstruasi, dr. Kartika mengatakan, tiap perempuan punya siklus yang umumnya berjarak 21-35 hari sejak hari pertama menstruasi di bulan sebelumnya. Menurutnya, hal yang harus diperhatikan adalah periode berlangsungnya menstruasi yang umumnya berlangsung antara 3-7 hari.

Kita juga bisa memanfaatkan kemajuan teknologi seperti yang terdapat dalam fitur terbaru Halodoc yaitu Kalender Menstruasi. Lewat fitur ini, pengguna bisa mencatat periode menstruasi untuk mengetahui masa subur maupun mendeteksi perubahan siklus menstruasi dan korelasinya dengan kelainan/ penyakit reproduksi tertentu sejak dini.

Menurut Felicia Kawilarang, VP Marketing Halodoc, fitur ini dapat mengatur tiga program sesuai kebutuhan, yaitu Monitor Siklus Menstruasi, Monitor Masa Subur, dan Perencanaan Keluarga.

"Yang menarik dari perilaku pengguna yang kami amati adalah bagaimana aplikasi ini digunakan untuk melakukan perencanaan kehamilan. Setengah dari pengguna memilih program Monitor Masa Subur yang bertujuan untuk merencanakan kehamilan dengan matang," ungkap Felicia.

3 dari 3 halaman

Infografis Vaksin, Vaksinasi dan Imuninasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.