Sukses

Pernah Jadi Tujuan Selancar Terfavorit Dunia, Wisata Olahraga Indonesia Diyakini Cepat Bangkit Kembali

Di masa pandemi ini, sejumlah wisatawan asing tetap datang ke Indonesia agar bisa berselancar.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi corona Covid-19 sangat berdampak pada berbagai bidang, seperti pariwisata termasuk wisata sport atau wisata olahraga. Salah satu wisata olahraga yang banyak diminati adalah surfing atau selancar yang beberapa tahun belakangan ini makin mengemuka.

Tak hanya mencetak banyak atlet selancar yang mampu berprestasi di tingkat internasional, pantai-pantai di Indonesia juga banyak diminati para peselancar dari berbagai negara. Sejumlah acara dan kejuaraan internasional juga diadakan di Indonesia. Di tahun ini sedianya juga ada banyak acara selancar yang akan digelar, tapi terpaksa ditunda karena pandemi.

Hal itu dikatakan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani dalan webinar Surfing Talks: Cek Ombak Bali dan Cimaja, Minggu (8/11/2020).

"Pandemi ini sudah sekitar sembilan bulan dan banyak event surfing yang ditunda. Ini memang terasa berat terutama buat sport tourisn dan wisata selancar, tapi saya yakin dan kita semua harus optimis kita akan segera bangkit lagi. Ombaknya masih ada dan tetap sama, jadi akan tetap banyak orang berdatangan untuk berselancar di sini, baik di Bali atau di daerah-daerah lainnya," terang Rizki Handayani.

"Kalau pandemi sudah berakhir, kita yakin sport tourism ini akan jadi yang pertama bangkit dibandingkan dengan leisure tourism, karena sport tourism ini terutama selancar ombak yang makin berkembang, sudah jadi bagian hidup mereka. Mereka berasa lebih hidup kalau bisa berselancar," lanjut Rizki.

Hal itu diakui oleh Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI). Minat para peselancar baik dari dalam maupun luar negeri untuk kenbali berselancar di Indonesia sangat tinggi.

"Saya sudah banyak ditanya para peselancar dari beberapa negara, mereka katanya sudah tidak ada sabar datang ke Indonesia, apalagi kalau ada event atau kejuaraan. Tapi karena situasinya ya masih belum banyak yang bisa datang dan disini kan juga masih ada pembatasan," terang Arya.

Ia pun optimis perkembangan olahraga selancar ombak akan semakin menanjak, apalagi PSOI baru saja diakui sebagai salah satu cabang olahraga di Indonesia dan sudah terdaftar di KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Arya mengakui olahraga ini belum banyak dikenal di Indonesia karena awalnya diperkenalkan oleh peselancar ombak asing yang datang Indonesia dengan membawa nama “surfing” dan atletnya disebut “surfer”.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengusaha yang Hobi Selancar

 

Olahraga ini sebenarnya sudah lama berkembang di Indonesia, bahkan secara resmi atletnya sudah berprestasi di Sea Games 2019 serta berbagai event internasional lainnya.

“Negara kita bahkan sudah lama jadi tujuan utama para surfer dunia, dan di 2007 ada sekitar 2 juta surfer lebih datang ke Indonesia. Dari dulu yang paling banyak datang itu dari Australia, karena lumayan dekat apalagi dari Bali. Di tahun yang sama, Surfing Magazine juga memilih Indonesia sebagai daerah tujuan wisata surfing nomor satu di dunia,” ungkap Arya.

Di masa pandemi, Arya menambahkan, ada beberapa wisatawan asing yang bisa berselancar di Indonesia karena mereka datang dengan visa bisnis dan sebagian besar adalah pengusaha yang hobi selancar.

"Paling banyak sekarang ini dari Amerika Serikat. Mereka datang dengan alasan bisnis tapi ternyata datang buat surfing. Kebanyakan datang ke Bali dan Mentawai, sama ke Cimaja yang beberapa tahun belakangan ini semakiin diminati. Jadi saya dan teman-teman di PSOI juga optimis kalau wisata sport akan bangkit kembali," ucap Arya.

Hal senada juga diakui Fathir Muchtar, aktor yang juga seorang surfer dan pengusaha cottage Cimaja Square di Cimaja, Sukabumi Jawa Barat.

"Minat wisatawan terutama para peselancar yang mau ke Cimaja ini sangat banyak dan makin meningkat. Sebagian besar yang datang ke sini biasanya wisatawan asing, dan mereka paling suka berselancar di sini. Sekarang karena pandemi memang belum begitu banyak, sudah ada dari beberapa negara yang datang, dan kita tetap terapkan protokol kesehatan," tutur Fathir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.