Sukses

Penggemar K-Pop Diminta Berhenti Donasikan Album Para Idol ke Panti Asuhan

Narasi ini kemudian berkembang ke desakan untuk mengusung konsep album idol K-Pop yang lebih ramah lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta - Di salah satu komunitas daring terbesar Korea, seorang pengguna yang ayahnya diduga punya panti asuhan, mengunggah sebuah permintaan pada para penggemar K-Pop. Di sana, ia mengungkap bagaimana organisasi non-profit terus menerima album idol K-Pop sebagai donasi.

"Saya sangat marah pada penggemar K-Pop yang memberi salinan ekstra dari album yang mereka beli sehingga mereka dapat pergi ke pertemuan penggemar atau agar grup favorit mereka dapat memecahkan rekor. Yang kalian lakukan bukanlah menyumbang, tapi membuang sampah pada kami," tulisnya.

Pengguna itu menyebut fandom K-Pop 'membuang' puluhan ribu kopi album yang terbuka, tanpa kartu foto atau konten tambahan lain. Bahkan, sering kali sudah tergores di sana-sini. CD bekas ini dijelskan hanya akan memakan ruang penyimpanan.

"Anak-anak di sini (berusia) tak lebih dari 10 (tahun). Mereka belum tertarik pada para idol. Akhirnya, kami harus menggunakan dana pribadi untuk mengolah puluhan ribu CD tersebut. Jangan anggap donasi ini datang dengan niat baik untuk mempromosikan grup (K-Pop)," sambungnya.

Saat ada yang bertanya mengapa panti asuhan tak menolak donasi album idol K-Pop, pengguna itu menjelaskan bahwa tak mudah bagi lembaga non-profit untuk memilih donasi mana yang akan diterima maupun sebaliknya.

Lagipula, kesan pilih-pilih dapat mempersulit amal dengan kontribusi berguna di masa depan. Ketika unggahan itu viral, tak sedikit staf organisasi non-profit lain yang turut angkat bicara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Desakan Solusi Lebih Ramah Lingkungan

Tak sedikit pengguna mengaku sebagai staf organisasi non-profit mengatakan, padahal begitu banyak orang yang menginginkan album bekas, tapi masih berkualitas baik itu. Mereka mengkritik donasi tersebut sebagai sisa yang pada akhirnya tak berguna.

"Ketika saya bertanya pada anak-anak apakah mereka menginginkan album idol K-Pop, mereka berkata, "Album lagi?" Mereka bertanya mengapa orang terus mengirimi mereka album. Apa yang harus saya sampaikan kepada mereka?" komentar salah satu pengguna.

Setelah menyadari sisi gelap dari donasi album idol K-Pop, secara aktif para penggemar menyuarakan bahwa bukan hanya tekanan untuk membeli secara massal yang perlu diubah. Industri dianggap harus menggagas ide lebih ramah lingkungan dalam membuat album.

"(Industri) K-Pop benar-benar perlu berkomitmen mengganti CD fisik. Itu sangat sia-sia. Donasi berasal dari industri yang membuat penggemar memecahkan rekor dengan cara ini," tulis salah satu pengguna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.