Sukses

Libur Panjang, Pengunjung Tempat Wisata Kurang Disiplin Menjalankan Protokol Kesehatan

Di salah satu tenpat wisata ada yang jumlah pengunjungnya naik sampai 92 persen, tapi tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta -  Masa libur panjang cuti bersama pada pekan lalu membuat banyak orang bepergian ke berbagai tempat wisata. Namun karena masih masa pandemi corona Covid-19, sempat dikhawatirkan terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 kalau banyak yang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan disiplin.

Kini setelah masa libur panjang berakhir, apakah kasus Covid-19 di Indonesia memang meningkat? Menurut Dewi Nur Aisyah selaku Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, selama libur panjang akhir Oktober 2020 penerapan protokol kesehatan di tempat wisata menurun. Protokol yang dimaksud adalah menggunakan masker dan menjaga jarak.

Temuan penurunan penerapan protokol kesehatan berdasarkan hasil pemantauan terhadap lebih dari 1 juta orang di 173.079 tempat wisata pada 407 kabupaten atau kota Indonesia di 34 provinsi selama libur panjang pada 28 Oktober sampai 1 November 2020.

"Kalau kita lihat tren kedisiplinan memakai masker dan menjaga jarak saat libur panjang lebih sedikit turun dibandingkan hari-hari sebelumnya pada pekan berbeda," ungkap Dewi Talk Show Covid-19 Dalam Angka: Protokol Kesehatan di Tempat Wisata, Rabu, 4 November 2020.

Dalam acara yang dipandu oleh dokter Lula Kamal itu, Dewi menjelaskan, pada Rabu 28 Oktober 2020 persentase orang patuh memakai masker di tempat wisata hanya 88,50 persen, menurun dari hari sama pada pekan sebelumnya yang mencapai 88,62 persen. Data ini merupakan perbandingan untuk periode 28 Oktober sampai 1 November dengan 21 sampai 25 Oktober 2020.

Pada Kamis 29 Oktober 2020, persentase orang patuh memakai masker juga menurun, dari 89,77 persen menjadi 87,73 persen. Lalu pada Jumat 30 Oktober 2020 hanya 88,25 persen dari sebelumnya 88,82 persen. Pada Sabtu, 31 Oktober 2020, persentase kepatuhan penerapan protokol kesehatan di tempat wisata menurun cukup signifikan dari 89,09 persen menjadi 86,35 persen.

Sedangkan pada Minggu turun dari 85,88 persen menjadi 85,06 persen. Persentase kepatuhan orang menjaga jarak di tempat wisata juga menurun. Dewi menyebut, pada Rabu 28 Oktober 2020 persentasenya hanya 83,35 dari hari yang sama pekan sebelumnya mencapai 84,32 persen. Penurunan yang cukup tinggi terjadi pada Sabtu 31 Oktober 2020, yaitu hampir mencapai 5 persen. Dari pekan sebelumnya 83,31 persen menjadi 78,49 persen.

Menurut Dewi, salah satu penyebab turunnya tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan di tempat wisata selama libur panjang yaitu orang berkumpul dalam satu tempat dalam waktu bersamaan dengan jumlah banyak.

"Jadi kemungkinannya orangnya banyak, berkumpul dalam satu waktu akhirnya kemampuan untuk menjaga jarak sulit. Padahal, jumlah pengunjung naik drastis, bahkan di satu tempat wisata ada yang jumlah pengunjungnya naik sampai 92 persen," terang Dewi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanpa Masker di Wisata Air

"Salah satu contohnya, di tempat wisata air di kawasan Curug, sebagian besar pengunjung terlihat tidak memakai masker, apalagi di wahana yang harus basah-basahan itu tidak ada yang pakai masker. Kalau petugasnya sudah disiplin pakai masker semua dan memperingatkan pengunjung juga, tapi ternyata banyak yang mengabaikan," lanjutnya.

Dewi memambahkan, jumlah orang yang ditegur karena tidak melaksanakan protokol 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan) di tempat wisata juga naik sampai 72 persen dibandingkan hari biasa atau hari libur noncuti bersama. Kurangnya disiplin penerapan 3M juga terjadi di sejumlah restoran dan mal, tapi jumlahnya tidak sebanyak di tempat wisata.

"Di mal orang yang ditegur tidak melaksanakan 3M naik sampai 19 persen, sedangkan di mal sampai 36 persen, terutama di Kamis dan Jumat yang jumalh pengunjungnya ternyata lebih banyak dibandingkan Sabtu dan Minggu saat libur panjang kemarin," terang Dewi.

Meski begitu, terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 atau tidak, baru bisa diketahui dalam 10 hari sampai 14 hari mendatang. "Kalau berkaca dari libur panjang di Agustus lalu, jumlah kasus positif Covid-19 meningkat, tentu kita berharap kali ini tidak terjadi lagi, tapi kalau melihat data-data tadi kemungkinan hasilnya tak akan jauh berbeda," tutur Dewi.

"Tentu tidak ada larangan buat berwisata, yang penting kita tetap mematuhi 3M tadi dan menjalankan protokol kesehatan di tempat wisata yang kita singgahi," sambung Dewi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.