Sukses

Perusahaan Perjaanan di Inggris Beri Tips untuk Liburan dalam Mimpi

Sebuah perusahaan memberi tips bagi mereka yang ingin liburan, meski hanya dalam mimpi.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 jadi tantangan tersendiri untuk  bepergian, termasuk ke destinasi wisata tertentu. Untuk mengatasi hal itu, sebuah perusahaan berupaya untuk membantu orang-orang untuk liburan, salah satu cara saat mereka tidur.

Awal pekan ini, perusahaan travel Love Home Swap yang berpusat di Inggris ini meluncurkan layanan "Pariwisata Mimpi (Dream Tourism)." Perusahaan tersebut bekerja sama dengan pakar Lucid dream, Charlie Morley. Secara sederhana, Lucid dream adalah keadaan di mana seseorang menyadari dirinya sedang mimpi dan ia bisa mengendalikannya. 

Perusahaan ini menawarkan Paspor Mimpi (Dream Passport) gratis yang memberikan kiat kepada orang-orang tentang cara memimpikan liburan mereka. Mereka benar-benar seperti pergi ke tempat yang mereka ingin kunjungi saat mereka sedang tidur, dilansir dari Fox News, Sabtu (31/10/2020).

Panduan ini menggunakan teknik yang terbukti secara ilmiah, termasuk inkubasi mimpi dan Lucid dream. Beberapa teknik, termasuk dalam Paspor Mimpi mempelajari tempat yang ingin dikunjungi sebelum tidur. Seseorang menuliskan detail liburan impiannya, menggambar dirinya di tempat tujuan dan membuat penegasan singkat tentang keinginan untuk bermimpi tentang perjalanannya.

"Inkubasi mimpi adalah hal yang nyata," kata Morley dalam sebuah pernyataan. “Ini telah dipelajari oleh para peneliti tidur sejak 1970-an dan secara mengejutkan mudah dilakukan. Carnya menggabungkan visualisasi, penegasan, dan sugesti hipnotis sebelum tidur, kebanyakan orang akan dapat memengaruhi isi mimpinya dalam beberapa malam latihan dan pada dasarnya latihan itu memilih apa yang ingin mereka impikan,"imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejarah Lucid Dream

Menurut Healthline, diperkirakan 55 persen orang pernah mengalami setidaknya satu mimpi sadar dalam hidup mereka. 

Dalam 20 tahun terakhir, psikofisiolog Dr. Stephen LaBerge telah menjadi pelopor penelitian Lucid dream. Ia tidak hanya menemukan salah satu teknik Lucid dream paling populer, tetapi ia telah memimpin banyak penelitian ilmiah tentang subjek tersebut.

Pekerjaan LaBerge telah membantu para peneliti menemukan manfaat terapeutik dari lucid dream. Ini mungkin berguna dalam mengobati kondisi seperti PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma, mimpi buruk yang berulang, dan kecemasan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.