Sukses

Aksi Nyata IKEA dalam Mengurangi Limbah Pangan

Guna mendukung upaya mengurangi limbah pangan, IKEA turut mengusung program Food is Precious.

Liputan6.com, Jakarta - IKEA memang lebih dikenal sebagai perusahaan retail furnitur. Kendati demikian, label yang didirikan oleh Ingvar Kamprad ini juga bergerak di industri makanan yakni IKEA Food, yang telah hadir di sederet outlet IKEA yang menyediakan ragam sajian khas Swedia.

IKEA Food Commercial Manager Ririh Dibyono menyebut, bagi pihaknya, makanan terlalu berharga untuk dibuang. IKEA Food percaya semua orang dalam rantai suplai makanan memiliki peran yang penting guna mencegah dan mengurangi limbah pangan.

"Karena itu kami memulai sebuah program yang disebut Food is Precious. Harapan kami dengan adanya program ini dapat berkontribusi dalam mengurangi limbah pangan dan menginspirasi para pelanggan melakukan hal yang sama di rumah masing-masing," katanya dalam bincang virtual, Senin (26/10/2020).

Disampaikan Ririh, Indonesia merupakan negara penghasil limbah makanan kedua sedunia, di mana rata-rata orang di Indonesia menghasilkan kurang lebih 300 kilogram limbah pangan setiap tahunnya. Sedangkan setiap harinya, sekitar sepertiga makanan yang dipanen atau dihasilkan di dunia menjadi limbah setara dengan 1,4 triliun ton limbah pangan.

"Sekitar 64 ton lombah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 50 persennya adalah limbah organik dan limbah pangan adalah salah satunya dan itu berbahaya karena menghasilkan gas metan yang sangat berbahaya bagi ozon," tambahnya.

Melihat kondisi ini, Ririh mengatakan, IKEA merasa perlu ambil bagian dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. "Dalam satu tahun penerapan program Food is Precious ini IKEA Food telah berhasil mencapai mengurangi nilai limbah pangan atau waste value sebesar 31 persen yaitu setara dengan kurang lebih 15 ribu porsi makanan," ungkap Ririh.

"Rata-rata limbah pangan yang dihasilkan dari operasional kami saat ini berkisar pada 0,5 persen dari total sales dari yang sebelumnya berada pada 1,5 persen dari total sales. Yang paling penting, seluruh limbah yang dihasilkan dari operasional IKEA, kami pastikan untuk tidak berakhir di TPA bersama Waste4Change," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya Kurangi Limbah Pangan

Guna mewujudkan semua semangat untuk mengurangi limbah pangan, IKEA FOOD berfokus pada beberapa penerapan. Di dalam waste hierarchy, pihaknya menyasar pada prevention atau reduce dan juga recycling.

"Prevention di sini adalah kami berusaha untuk mengoptimalisasikan operasional, di mana kami selalu berusaha mengurangi limbah pangan dari sumbernya atau dari dapur kami. Recycling, bekerja sama dengan Waste4Change untuk pengolahan limbah pangan menjadi kompos atau pengembangan larva BSF," kata Ririh.

Terkait prevention terhadap limbah pangan berlebih, IKEA Food menerapkan prinsip threat monitor reduce. Mereka juga dibantu dengan sistem smart skill, yakni waste voucher.

"Di mana smart skill ini terhubung dengan computerized monitor yang dapat mengukur dan me-record limbah panga yang dihasilkan. Co-worker kami akan menggunakan timbangan yang terhubung pada computerized monitor, kemudian dicatat, limbah apa yang dibuang dan berasal dari mana dan alasannya apa," ungkapnya.

Lalu, disebutkan Ririh, data yang terkumpul lalu digunakan menganalisa cara terbaik untuk mengurangi limbah yang dihasilkan tersebut. Dengan membiasakan co-worker mencatat limbah yang dihasilkan, Ririh menyebut, terbukti dapat meningkatkan kepedulian mereka terhadap limbah pangan.

"Sehingga mereka turut terinspirasi mengurangi limbah pangan yang dihasilkan di rumah masing-masing," tambahnya.

"Yang kedua, dengan Zero Waste to Landfill program bersama Waste4Change, yang mana IKEA mulai bergabung sejak awal 2019. Di sini kami memastikan seluruh limbah yang dihasilkan dari operasional IKEA dipilah sesuai jenisnya dan juga diolah dan tidak berakhir di TPA," tutup Ririh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.