Sukses

Tips Mengatasi Mata Perih Terkena Gas Air Mata, Bukan Pakai Pasta Gigi

Penggunaan gas air mata termasuk alternatif yang cukup aman bagi pihak keamanan, namun bisa berdampak merugikan bagi yang terkena.

Liputan6.com, Jakarta -  Gelombang penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) atau Omnibus Law tak terhenti pada Kamis, 8 Oktober kemarin. Demo RUU Cipta Kerja kembali digelar hari ini, Selasa (13/10/2020). Semua pihak tentu berharap demo bisa berjalan dengan tertib tanpa ada kerusuhan.

Meski begitu, kemungkinan kerusuhan tetap ada dan tentu pihak keamanan sudah menyiapkan antisipasi menghadapi kemngkinan terburuk. Seperti pernah terjadi dalan demo sebelumnya pada 8 Oktober 2020, untuk mengendalikan kericuhan massa saat demonstrasi, tak jarang pihak keamanan menggunakan gas air mata.

Penggunaan gas air mata ini menjadi salah satu alternatif yang cukup aman bagi pihak keamanan dibandingkan memakai senjata tajam. Selama masih sesuai aturan, penggunaan gas air mata untuk meredam kericuhan memang diperbolehkan. Meski begitu, gas air mata bisa berdampak yang merugikan bagi orang yang terkena.

Secara umum, gas air mata memang tidak memberikan efek yang panjang, tapi menghilangkan bekas gas air mata sangat dibutuhkan untuk mencegah beragam gejala yang bisa membahayakan kesehatan.

Dilansir dari kanal Hot Liputan6.com dan laman Merdeka.com, 8 Oktober 2020, berikut beberapa tips cara mengatasi mata perih akibat terkea gas air mata. Benarkah bisa dengan cara memakai pasta gigi di bawah mata?

1. Bilas dengan Air Bersih

Cara pertama adalah segera bilas dengan air bersih. Langsung membilas mata menggunakan air bersih adalah cara paling efektif untuk meredakan rasa sakit dan perih. Jadi, bukan dengan cara mengoleskan pasta gigi di bawah mata Anda.

"Memakai pasta gigi maupun sunblock malah juga dapat menyerap gas, sehingga tidak efektif," terang dokter spesialis mata konsultan Gitalisa Andayani, seperti dikutip dari kanal Health, Liputan6.com. Menurut Gita, proteksi terbaik adalah dengan memakai topeng gas (gas mask). Penggunaan alat ini mampu melindungi mata dan saluran napas.

Anda juga bisa memakai cairan fisiologis seperti NaCI. Caranya cukup mudah, bilas mata atau organ lain yang terkena dengan air bersih yang mengalir selama sekitar 10 menit. Kalau tidak cepat ditangani, bisa berisiko menyebabkan gangguan mata seperti infeksi kornea.

2. Jangan Menggosok Mata

Salah satu hal yang perlu dihindari saat Anda terkena gas air mata adalah menggosok mata atau wajah. Alasannya, aktivitas ini bisa mengaktifkan kristal gas air mata. Jadi, cukup bilas dengan air bersih dan jangan menggosok di seluruh bagian tubuh.

3. Jangan Mandi Berendam

Saat Anda sudah sampai di rumah, sebaiknya jangan mandi sambil berendam. Pasalnya, berendam bisa membuat bahan kimia dari gas air mata bisa ikut terendam. Jadi, pastikan untuk langsung membersihkan badan dengan air tanpa harus berendam.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak Gas Air Mata

Ada beberapa jenis gas air mata seperti gas CS, gas CN, dan gas CR. Salah satu jenisnya yang paling sering digunakan adalah gas CS. Jenis gas ini dianggap paling aman.

Gas CS dengan batas konsentrasi 5 persen masih tergolong relatif aman dan tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Sementara pada gas CN dan CR merupakan yang paling jarang digunakan karena lebih beracun. Meski diketahui tergolong aman, gas air mata CS juga punya efek samping, salah satunya adalah membuat penglihatan terganggu.

Selain itu, gas air mata juga kerap menyebabkan mata menjadi gatal, perih, dan panas. Beberapa orang yang terkena tembakan gas air mata juga sering mengalami sesak napas, batuk, dan dada terasa nyeri. Hal ini bisa terjadi akibat penumpukan gas di organ paru-paru.

Gas air mata juga bisa membuat gangguan pada kulit seperti nyeri, alergi, dan luka bakar kimia. Meski begitu, gas air mata tidak memiliki efek jangka panjang bagi kesehatan. Setelah terkena paparan gas, setelah beberapa menit efeknya akan menghilang secara perlahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.