Sukses

Cara Startup Manfaatkan Teknologi untuk Mengelola Sampah Plastik

Pengumpulan sampah jadi tantangan terberat dalam pengelolaan sampah plastik pascakonsumsi.

Liputan6.com, Jakarta - Lewat program Plastic Reborn 2.0 yang diinisiasi Coca-Cola Foundation Indonesia bersama Ancora Foundation, tiga startup terpilih mengaplikasikan materi akselerasi bisnis. Sesuai fokus, operasional ketiganya, yakni MallSampah, Clean Up, dan Gringgo, bertitik berat pada pengelolaan sampah.

Wakil Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia, Triyono Prijosoesilo menjelaskan, penyelenggaraannya merupakan bagian dari dorongan kolaborasi supaya ada dampak pengelolaan sampah plastik pascakonsumsi. Ahmad Zakky Habibie selaku Executive Director Ancora Foundation menyambung, dalam praktiknya, proses pengumpulan sampah, termasuk sampah plastik, masih jadi tantangan yang harus dijawab tuntas.

Melalui kolaborasi, ketiga startup memanfaatkan teknologi untuk menjawab kendala tersebut. Pertama, MallSampah X Clean Up lewat fitur aplikasi Mixed Waste. Co-Founder MallSampah Adi Saifullah Putra menjelaskan, keberadaannya bermaksud memudahkan pengguna mengelola sampah rumah tangga.

"Penambahannya dimaksudkan menginteregasi seluruh layanan pengelolaan sampah karena setiap (pengepul) fokusnya berbeda," katanya dalam virtual press briefing, Rabu, 7 Oktober 2020.

Founder and General Manager Clean Up Indonesia Iqra Putra Sanur menyambung, pengadaannya pun mengakomodasi pengangkutan sampah selain sampah daur ulang, seperti sampah organik. "Jadi, ada satu pintu untuk mengelola sampah," ungkapnya.

Kemudian, Smart Waste Platform yang merupakan aplikasi kolaborasi Clean Up X Gringgo. Pemanfaatannya bermaksud mengakomodir kebutuhan transparansi data hingga ke depan punya standard collection dalam pengelolaan sampah.

"Pengembangan fiturnya berdasarkan kebutuhan lapangan. Kami juga sedang mengembangkan artificial intelligence supaya bisa menganalisa data untuk membuat prediksi tertentu," Chief Technology Officer and Co-Founder Gringgo, Febri Pratama Putra, menjelaskan.

Misal, sambungnya, saat hendak menangani satu perumahan baru, pihaknya sudah tahu kebutuhan dan kapasitas sehingga bisa mengefisiensi pengeluaran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upgrade Lewat Plastic Reborn 2.0

Zakky menjelaskan, setidaknya ada dua kunci bisnis pengelolaan sampah, yakni penggunaan teknologi dan kolaborasi. "Padahal bisnis modelnya beda-beda, tapi kolaborasi tetap penting. Tinggal bagaimana cari pendekatan yang memperkuat bisnis masing-masing," katanya.

Karenanya dalam program Plastic Reborn 2.0, startup terpilih lebih dulu menerima akselerasi bisnis selama empat bulan. Selanjutnya, mereka berkolaborasi mengembangkan kapasitas usaha dengan adopsi teknologi dan pengembangan secara operasional.

Dibandingkan tahun lalu, peningkatan jumlah sampah yang dikelola secara keseluruhan MallSampah mencapai volume 25.3 ton sampah atau sebesar 361.1 persen. Gringgo meningkat 473 ton atau 136.2 persen. Sementara, Clean Up mencapai 134 ton sampah atau 893.3 persen.

Soal kapasitas usaha, MallSampah mengalami peningkatan pengguna aktif sebanyak lima ribu pelanggan, pengguna aplikasi ponsel sebanyak 17 ribu orang. Juga, dengan lebih dari 200 mitra pengumpul sampah yang mendukung operasional perusahaan secara luas di kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, dan kota Parepare.

Selain itu, pencapaian Clean Up tercatat pada pertumbuhan jumlah pelanggan rumah tangga dan bisnis sebesar 100 persen yang tak hanya berasal dari wilayah Kabupaten Gowa, namun juga kota lain di Sulawesi Selatan. Lalu, Gringgo berhasil merangkul total 7.760 pelanggan di Bali dan mengekspansi bisnis ke Kabupaten Gowa lewat kerja sama dengan Clean Up.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.