Sukses

China Dorong Warganya Traveling Balas Dendam Usai Lockdown

China mendorong warganya untuk bepergian demi meningkatkan perekonomian atau revenge travel usai lockdown.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 sangat memengaruhi pariwisata di berbagai negara di dunia, termasuk China. Setelah sembilan bulan menjalani masa lockdown akibat corona Covid-19, pemerintah negeri Tirai Bambu itu mendorong warganya untuk keluar.

Mereka akan berpetualang dalam 'revenge travel' atau perjalanan balas dendam. Hal tersebut dilakukan untuk menghidupkan kembali dunia pariwisata yang sempat sepi demi meningkatkan ekonomi negara.

Sejak Kamis, 1 Oktober 2020, sekitar 550 juta orang diperkirakan akan melakukan perjalanan. Mereka akan merayakan Hari Nasional China dan Festival Pertengahan Musim Gugur, dan dilanjutkan dengan Pekan Emas selama delapan hari, yang dilansir Fox News dari The Guardian, Jumat, 2 Oktober 2020.

Istilah 'revenge travel' selama ini telah sering diangkat di media China akhir-akhir ini. Quartz mendefinisikan konsep tersebut sebagai "harapan pemerintah bahwa orang akan bepergian atau mengonsumsi lebih dari biasanya, karena permintaan yang terpendam selama terkurung. ”

Baru-baru ini, beredar foto yang menunjukkan kerumunan orang di stasiun kereta di Wuhan. Keramaian orang juga tampak di Tembok Besar China dan Leshan Giant Buddha.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belanja dan Perjalanan

Sebanyak 15 juta penerbangan diharapkan lepas landas antara 1 Oktober dan 8 Oktober, 2020 sementara pemesanan hotel untuk Golden Week telah melonjak 50 persen. Dibandingkan 2019, hampir 800 juta orang saat itu dilaporkan melakukan perjalanan di China selama Golden Week.

"Permintaan pariwisata yang tertekan selama sembilan bulan mungkin akan dirilis dalam delapan hari ini," seorang juru bicara Trip.com berspekulasi.

Lebih dari 500 lokasi yang indah menawarkan tiket masuk gratis atau diskon untuk menarik pengunjung. Para pejabat China berharap bahwa belanja konsumen dan perjalanan selama minggu liburan akan menandai perbaikan ekonomi.

Surat kabar milik pemerintah China Economic Information Daily menyebut Minggu Emas tahun ini sebagai "pertempuran kritis" bagi industri pariwisata secara luas. Namun demikian, pariwisata pasti akan terlihat sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pandemi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.