Sukses

Supermarket di Inggris Dikecam karena Jual Mahal Buket Daun Musim Gugur

Buket dedaunan musim gugur yang dijual di sebuah supermarket di Inggris yang tuai kecaman.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah supermarket di Inggris mendadak jadi perbincangan di dunia maya. Berbeda dengan yang lain, supermarket bernama Waitrose itu sengaja menjual buket berupa 'dedaunan musiman musim gugur' kepada pembeli berkantong tebal.

Daun yang dibungkus dengan plastik putih itu ditempatkan di sebelah karangan bunga di supermarket itu dan label harganya pun lumayan mahal. Pada bungkusnya itu tertera angka 6 Pound sterling atau setara Rp114 ribu, seperti dilansir dari The Sun, Senin (28/9/2020).

Seorang mengecam dengan mengatakan, pihak supermarket sedang mencari keuntungan dengan menjual seharga 6 Pound sterling. Sementara, dedaunan tersebut tumbuh bebas di jalanan.

"Hadirkan alam bebas di dalam ruangan dan cerahkan rumah Anda dengan bunga yang baru dipetik yang mencerminkan warna musim," demikian bunyi deskripsi buket daun tersebut.

Namun, menurut pihak supermarket, dedaunan itu hanya mampu bertahan selama lima hari. Setelah itu, daun akan layu dan mengering.

Mengomentari karangan bunga mahal itu, pengguna Twitter menyindir ia akan menjual sekantong sampah itu dengan harga 10 pound sterling. "Ternyata, uang benar-benar tumbuh di pohon," sindir warganet yang lain.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Komentar Publik

Bagi warganet yang lain, 6 Pound sterling cukup untuk membeli sebotol anggur yang layak di supermarket tersebut. Uang itu juga dapat untuk membeli susu dan roti.

"Kami telah melihat permintaan yang sangat kuat untuk dedaunan musim gugur, pelanggan kami senang menggunakannya untuk bercampur dengan bunga musiman untuk mencerahkan rumah mereka," ujar juru bicara Waitrose.

Waitrose sebelumnya dikenal dengan label sandwich "seksis"-nya sehingga akhirnya mengubah namanya. Mereka juga terpaksa berhenti menjual kaleng kopi yang menggambarkan budak yang bekerja di perkebunan kopi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.