Sukses

Tak Ingin Mubazir, Tasya Kamila Pilah Sampah Mulai dari Rumah

Menurut Tasya Kamila, memilah sampah bisa berdampak luar biasa untuk masa depan Indonesia dan juga Bumi ini.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memang dikenal dengan pemandangan alamnya yang indah. Namun tak bisa dipungkiri, saat ini keindahan alam Indonesia terganggu karena sampah yang sulit terkendali.

Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi maupun mengelola sampah dengan baik.

Masyarakat mulai banyak yamg memilah sampah ataupun mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Hal itu juga dilakukan penyanyi Tasya Kamila.

Tasya Kamila mengatakan sudah mulai memilah sampah di rumahnya. Menurut dia, tindakan memilah sampah bisa berdampak luar biasa bukan hanya untuk masa depan Indonesia tapi juga bumi ini.

"Sampah itu harus dikurangi, karena bagaimana pun bumi ini kita yang akan menjalannya. Untuk itu, kita jadi orang jangan mubazir karena itu akan menjadi sampah," terang ibu satu anak itu dalam webinar peluncuran Dropbox Sampah Kemasan, beberapa hari lalu.

Tindakan mengurangi sampah yang dilakukan pelantun lagu Anak Gembala lainnya adalah tidak menggunakan sampah sekali pakai, memakai tumbler (botol minum), tempat makan, dan menggunakan sedotan bukan plastik.  Upaya ini diyakini Tasya akan memberi dampak di kemudian hari.

Terkait dengan memilah sampah, Tasya Kamila ternyata sudah mulai mengubah sampah organik menjadi kompos. Selain itu, wamita berusia 28 tahun ini mulai mengumpulkan sampah plastik dan kaca yang kemudian dia salurkan ke bank sampah atau juga lewat dropbox yang merupakan hasil kolaborasi dari Nutrifood, Hero, dan Garnier.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara 3 R

"Aku yakin, langkah kecil yang kita lakukan bersama akan berdampak besar di kemudian hari," ucapnya.  Wanita yang termasuk salah satu Duta Lingkungan Hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini mengatakan bahwa sampah memiliki dampak berbahaya bagi kelangsungan lingkungan hidup.

Sampah bisa menyebabkan pencemaran lingkungan yang dapat merugikan banyak orang, apalagi di masa pandemi sekarang ini. "Sampah menghasilkan gas metan, dan bisa menimbulkan pencemaran udara, air, dan tanah. Hal ini akan bertambah parah kalau masyarakat tidak bisa mengolah sampah itu dengan baik," ucap ibu satu anak ini.

Tasya pun memberi kiat-kiat yang bisa dilakukan setiap orang untuk mengurangi jumlah produksi sampah agar tidak semakin membludak. Cara yang paling efektif adalah 3 R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.

"Reduce, kita harus mengurangi sampah dengan mengganti pemakaian kantong plastik atau styrofoam dengan tas maupun tempat makan. Reuse, hindari barang sekali pakai agar tidak menambah jumlah sampah. Recycle, pisahkan mana sampah yang bisa diolah dan tidak bisa, agar bisa didaur ulang menjadi benda yang bernilai guna," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.