Sukses

Abu Dhabi Bagikan Gelang Pelacak Karantina Bagi Wisatawan

Setelah tinggal di Abu Dhabi selama 96 jam setelah penerbangan, para wisatawan wajib menjalani tes Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta -  Ada beragam cara untuk menangani wabah corona Covid-19. Tiap daerah, termasuk Abu Dhabi di Uni Emirat Arab (UEA) yang punya cara tersendiri.

Demi menangani kasus Covid-19, pemerintah Abu Dhabi mewajibkan para pendatang yang tiba untuk memakai gelang elektronik. Gelang ini merupakang alat pelacak untuk memastikan para pendatang atau wisatawan mematuhi aturan karantina dan mencegah penularan Covid-19.

Dilansir dari laman Travel and Leisure, 22 September 2020, saat tiba di bandara, para pendatang akan melewati sensor termal dan uji Covid-19. Mereka juga diharuskan melakukan karantina mandiri selama 14 hari dan mengenakan gelang pelacak yang diberikan petugas untuk pemantauan.

Gelang tersebut merupakan sensor pelacakan elektronik untuk wisatawan agar pemerintah bisa dengan mudah memantau pelaksanaan karantina tersebut. Setelah tinggal di Abu Dhabi selama 96 jam setelah penerbangan, para wisatawan wajib menjalani tes Covid-19.

Seperti banyak negara lainnya, UEA juga mengalami kenaikan tahap kedua dalam kasus Covid-19 setelah mengalami penurunan kasus dalam beberapa bulan terakhir.

Meski begitu, jumlah kematian tetap jauh lebih rendah daripada April dan Mei saat puncak wabah. Negara ini telah memperkenalkan sejumlah cara yang inovatif untuk membasmi virus corona di bandara internasional mereka dalam mengantisipasi kedatangan wisatawan dari berbagai negara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bandara Dubai

Di Dubai misalnya, Dubai International Airport atau Bandara Internasional Dubai pada bulan lalu melatih anjing khusus untuk mendeteksi Covid-19 pada para penumpang. 

Bandara yang termasuk bandara tersibuk di dunia itu, bulan lalu melatih anjing khusus untuk mendeteksi Covid-19 pada para penumpang. Tentunya bukan sembarang anjing yang bisa melakukanya, hewan-hewan tersebut sudah menjalani pelatihan khusus lebih dulu sebelum bertugas.

Sementara Maskapai Emirates berjanji akan menanggung biaya perawatan para pendatang jika ada yang dinyatakan positif Covid-19. Beberapa tempat lain di dunia juga telah menerapkan atau sedang mempertimbangkan teknologi geolocation atau teknik mengidentifikasi lokasi geografis seseorang atau perangkat melalui informasi digital yang diproses melalui internet.

Comtohnya di Singapura, para pendatang yang baru tiba di bandara diwajibkan memakai perangkat pemantau elektronik sejak pertengahan Agustus lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.