Sukses

Kalahkan Ribuan Pesaing, ASN Balai TANAGUPA KLHK Raih Penghargaan Dunia

Atas keberhasilannya, Endro Setiawan diundang Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK untuk mempresentasikan proposal penelitiannya.

Liputan6.com, Jakarta -  Sebuah prestasi di tengah pandemi corona Covid-19 diukir oleh Balai Taman Nasional Gunung Palung (TANAGUPA) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Salah satu ASN (Aparatur Sipil Negara) mereka yaitu Endro Setiawan berhasil meraih Ashton Award for Student Research 2020 dari Arnold Arboretum Harvard University.

Endro Setiawan meraih penghargaan tersebut setelah proposal penelitiannya yang berjudul “The Distribution and Abundance of Native and Invasive Orangutan Food Resources Across a Disturbance Gradient” lolos seleksi dan berhak mendapat dana penelitian senilai 4.000 dolar AS atau sekitar Rp58 juta..

Endro Setiawan jadi orang Indonesia kedua dan Staf Balai Taman Nasional (TN) pertama yang berhasil mendapatkan Ashton Award setelah mengalahkan ribuan pesaing dari berbagai negara.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com dari Kementerian LHK, Minggu (13/9/2020), penelitian itu tentang tumbuhan Bellucia pentamera serta interaksinya dengan Orangutan dan vertebrata lain.

"Masih sangat sedikit sekali penelitian yang membahas tentang hal ini. Saya dulu belajar tumbuhan berawal dari kegelisahan saya yang merasa sebagai orang yang bekerja di TANAGUPA sudah seharusnya saya yang lebih tahu apa saja yang ada di dalam kawasan. Saya belajar dengan Dr. Campbell O. Webb yang merupakan peneliti dari Harvard. Lapangan adalah tempat saya belajar," terang Endro saat menyampaikan presentasi proposalnya di Jakarta, 10 September 2020.

Ashton Award for Student Research adalah penghargaan untuk penelitian mahasiswa pascasarjana dan sarjana lanjutan dalam mendukung penelitian di bidang biologi hutan tropis di Asia maupun negara lain. Dalam setahun hanya ada dua orang yang berhak mendapatkan penghargaan ini.

Endro Setiawan merupakan Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) di Balai TANAGUPA yang bekerja sejak 20 tahun lalu dan saat ini sedang menempuh pendidikan Magister Biologi di Universitas Nasional (UNAS).

Atas keberhasilannya, Endro Setiawan diundang oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK untuk mempresentasikan proposal penelitiannya di Jakarta, didampingi oleh Kepala Balai TANAGUPA dan Ketua Prodi Magister Biologi UNAS, pada 10 September 2020.

Di dalam presentasinya, Endro menyampaikan bahwa TANAGUPA memiliki Stasiun Riset Cabang Panti yang merupakan ladang tempat belajar karena banyak sekali peneliti terutama dari Harvard University, Michigan University dan Boston University. Dalam kesempatan itu, pihak UNAS menyampaikan ucapan selamat kepada Endro Setiawan yang merupakan salah satu mahasiswa mereka.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bisa Menjadi Inspirasi

 

"Saya pertama kali ke Cabang Panti melihat Mas Endro Setiawan ini aktif sekali dan banyak tahu tentang apa yang ada di kawasannya. Saya beberapa kali ke TN lain sangat berbeda dengan Mas Endro Setiawan dari sisi pengetahuan tentang tumbuhan, hewan dan lain sebagainya," ucap Tatang Mitra Setia, Ketua Prodi Magister Biologi UNAS.

"Dari dulu saya sangat ingin sekali ada orang Indonesia yang bekerja di TN bisa sekolah di UNAS. UNAS berkolaborasi dengan banyak universitas. Endro Setiawan ini adalah staf TN pertama yang berhasil mendapatkan Ashton Award, jadi saya mengucapkan selamat atas pencapaian ini," lanjutnya.

Sementara Kepala Balai TANAGUPA, M. Ari Wibawanto, berharap semoga apa yang sudah dilakukan oleh Endro Setiawan dapat menjadi inspirasi. Ia pun berharap, dengan semakin meningkatnya kualitas SDM dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan TN yang ada di seluruh Indonesia.

Dirjen KSDAE, Wiratno menyampaikan bahwa saat ini kecerdasan dan intelektualitas staf TN sudah berkembang. Ini merupakan aplikasi dari membangun organisasi pembelajar yang merupakan salah satu dari 10 cara baru mengelola kawasan konservasi. Wiratno juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung Endro Setiawan.

Ia mengatakan apa yang dilakukan Endro Setiawan ini menunjukkan spirit konservasi. Wiratno pun berharap penelitian ini nanti bisa dilanjutkan sampai S3 dan ini merupakan bukti bahwa SDM konservasi mereka luar biasa. Endro Setiawan adalah salah satu contoh generasi muda konservasi yang mengajarkan kita bahwa lapangan adalah tempat eksplorasi yang tanpa batas.

"Gunung Palung adalah salah satu contoh karena memiliki Stasiun Riset Cabang Panti yang sangat terkenal dan ini akan memberikan manfaat untuk ilmu pengetahuan ke depan. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung upaya-upaya konservasi melalui penguatan riset dan pengembangan kapasitas SDM konservasi," tutur Wiratno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.