Sukses

Disiplin Protokol Kesehatan Bantu Dongkrak Okupansi Hotel hingga 2 Kali Lipat

Protokol kesehatan bukan formalitas, tetapi wajib dilaksanakan bila hotel mau bertahan di tengah pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Meski masih jauh dari kata pulih, industri perhotelan mulai bergeliat. Beberapa hotel baru bahkan dibuka meski di tengah situasi serba tak pasti. Salah satu kata kuncinya terletak pada disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Shirley Lesmana, VP Marketing Communication Accomodation Traveloka, mengatakan bahwa para mitra yang bergabung dalam Clean Stay mengalami peningkatan pemesanan dan okupansi hingga dua kali lipat. Clean Stay merupakan label yang diberikan pada para hotel mitra yang berkomitmen menerapkan 28 poin protokol kesehatan.

"Ini win-win solution buat semuanya, baik hotel maupun traveler. Mereka berani commit menjalankan standar kebersihan dan kesehatan," katanya pada Liputan6.com lewat video call, Rabu, 2 September 2020.

Shirley menyebut, protokol kesehatan yang disusun Traveloka merujuk pada tak hanya aturan Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tetapi juga WHO dan kesepakatan dengan PHRI. Protokol tersebut berusaha menjamin kebutuhan masyarakat akan kesehatan.

Dari survei internal yang dilakukan Traveloka sejak Maret--Juli 2020, kesadaran masyarakat terhadap protokol tersebut cukup tinggi.

"Sebanyak 76 persen responden mengaku tetap akan melaksanakan sterilisasi dan disinfeksi meski pandemi nanti berakhir, baik pribadi maupun produk, dalam hal ini menginap di hotel. 65 persen mengaku tetap akan jaga kebiasaan pakai masker dan 45 persen masih akan tetap perhatikan jaga jarak aman, juga pembatasan kuota," tuturnya.

Higienitas hotel jadi faktor pertama yang diperhatikan calon tamu. Pasalnya, tamu ingin bepergian dalam kondisi sehat dan pulang juga sehat. Per 2 September 2020, Shirley menyebut 900 hotel di 90 kota telah bergabung dalam program Clean Stay tersebut.

Setelah memastikan faktor ini, barulah mereka melirik harga dan fleksibilitas. Lantaran situasi tak menentu, tamu berharap mereka tak diburu-buru untuk menentukan waktu berlibur.

"Makanya kami meluncurkan Buy Now Stay Later, yakni pesan sekarang, tapi nginepnya bisa nanti. Voucernya bisa pakai sampai Juni 2021 kok," imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kota Satelit

Shirley mengungkap, okupansi hotel meningkat, terutama yang berlokasi di Jakarta dan kota satelit, seperti Puncak-Bogor, Bandung, dan Yogyakarta. Polanya adalah yang bisa dijangkau lewat jalur darat menggunakan kendaraan pribadi.

"Cukup menarik di awal ekonomi dibuka kembali di bulan Juni, tren staycation muncul di dalam kota atau kota sekitarnya. Pada Juli--Agustus juga meningkat. Agustus terbantu dengan adanya long weekend jelang 17 Agustus dan libur Tahun Baru Islam. Ada peningkatan destinasi populer, jalur Jabar, Jateng, Jatim, Bali, apalagi road trip," katanya.

Tren road trip di Pulau Jawa, menurut Shirley, terbantu oleh infrastruktur jalan tol yang sudah menyambung dari bagian barat sampai timur. Tren juga muncul di kawasan Sumatra, seperti Palembang--Lampung, serta Medan--Toba.

"September memang nggak ada long weekend, jadi kembali ke staycation. Ini pilihan yang cukup ekonomis, cukup di dalam kota, transportasi cukup murah, efisien juga secara waktu," sambungnya.

Meski begitu, ia berharap para pelancong juga berperan aktif menerapkan protokol kesehatan dan kebersihan. Tidak hanya praktik, tapi juga memberi ulasan atas pengalaman menginap demi meningkatkan kualitas penerapan protokol Cleanliness, Healthy, Safety and Environment (CHSE).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.