Sukses

Curhat Penyiar Berita Berhijab Pertama di Televisi Skotlandia, Pernah Dipandang Rendah

Tasnim tak bisa mengelak dari diskriminasi hanya karena ia berhijab, termasuk saat bekerja menjadi jurnalis freelance.

Liputan6.com, Jakarta -  Hijab tidak lagi jadi alasan untuk tidak bisa eksis dalam berkarier di mana saja, termasuk di negara Eropa seperti Skotlandia. Hal itu setidaknya bisa dibuktikan oleh Tasnim Nazeer.

Jurnalis muslim ini berhasil menjadi penyiar berita berhijab pertama di televisi Skotlandia. Dilansir dari About Her, 25 Agustus 2020, perjalanannya mencapai posisi ini tidaklah mudah. Tasnim adalah seorang muslimah asal London berdarah Sri Lanka yang kini bertugas di Glasgow, Skotlandia.

Ia punya karier yang cemerlang di bidang jurnalistik dan didapuk jadi penulis di sejumlah media top dunia. Tasnim, yang kini berusia 34 tahun, punya banyak pengalaman di media. Ia pernah bekerja di Al Jazeera, The Independent, CNN, The Guardian, HuffPost, BBC News Online, TRT World, Middle East Eye dan sejumlah media internasional lainnya.

Menurut laporan Middle East Monitor, Tasnim punya gelar master dalam jurnalisme internasional dan itu membuat kariernya semakin menanjak. Namun, ia kerap mendapat saran untuk menanggalkan hijabnya agar bisa tampil sebagai penyiar berita di televisi. Ia sempat kaget, tapi coba bertahan pada prinsipnya.

"Saya bertemu orang-orang yang mengatakan dunia penyiaran bukan tempat bagi seorang muslimah, tapi hanya untuk ras kulit putih seperti kita lihat setiap hari di layar kaca," ucapnya.

Tasnim tak bisa mengelak dari diskriminasi hanya karena ia berhijab, termasuk saat bekerja menjadi jurnalis freelance. Ia mengaku cukup sulit menemukan jurnalis kulit hitam atau orang Asia di ruang-ruang redaksi.

Ia merasa persepsi dan minimnya informasi seseorang tentang hijab membuat banyak orang langsung menilai sebelum menerima dan memahami wanita berhijab. Menurut Tasnim, selama 10 tahun berkarier sebagai jurnalis, dia banyak bertemu orang yang memandangnya lebih rendah hanya karena dia berhijab.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pantang Patah Semangat

"Saya selalu berpegang teguh pada keyakinan saya memakai jilbab untuk Allah dan saya pribadi tidak pernah merasa bahwa itu adalah penghalang. Saya lebih suka tinggal di ruang yang sama dan tidak maju daripada kehilangan agama saya dan apa yang saya yakini dan perjuangkan," tuturnya.

Tasnim sendiri bercita-cita menjadi jurnalis sejak muda dan tidak pernah menyangka latar belakang etnis atau hijabnya akan menjadi tantangan dan menjauhkannya dari profesinya. Kini berkat usahanya yang tak kenal lelah dan pantang patah semangat, Tasnim menemukan stasiun televisi yang mau menerima penampilannya sebagai muslimah, yaitu STV. 

Ia sangat bersyukur stasiun televisi itu rela mendobrak tradisi dan bisa menjadi contoh untuk media lainnya. Tasnim Nazeer membuktikan dia mampu mencapai titik karier yang lebih tinggi dengan hijabnya. 

"Saya tidak berpikir seorang wanita berhijab bisa menjadi penyiar berita di Skotlandia sebelumnya," kata wanita yang juga dikenal sebagai Duta Besar Federasi Perdamaian Universal untuk Perdamaian ini.

Tasnim Nazeer ingin mempertahankan posisi tersebut agar bisa jadi inspirasi hijabers lainnya yang pernah senasib dengannya. Menurutnya, banyak wanita berhijab yang senasib dengannya menghadapi diskriminasi dan harus berkompromi dengan identitas mereka sebagai muslimah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.