Sukses

Cerita Wasit Wanita Berhijab Pertama di Inggris Hadapi Diskriminasi

Tak mudah baginya untuk menjadi wasit karena ada berbagai masalah, mulai dari bahasa Inggris sampai hijab yang dikenakannya.

Liputan6.com, Jakarta -  Profesi wasit di lapangan bola masih identik dengan kaum pria, meski beberapa tahun terakhir sudah ada wasit wanita yang memimpin berbagai pertandingan sepak bola profesional. Di antara para wasit wanita, terselip seorang yang menonjol bernama Jawahir Robble.

Perempuan berusia 26 tahun itu resmi menyandang status sebagai wasit berhijab pertama di Inggris. Dikenal dengan panggilan JJ, ia kini mengawasi pertandingan sepak bola profesional di Inggris.

"Semua orang mengatakan sepak bola adalah permainan pria, saya merasa seperti saya datang ke wilayah mereka dan menunjukkan pada mereka siapa yang berkuasa," ucap JJ, seperti dilansir dari laman Sky Sports, Kamis, 27 Agustus 2020.

Sebelum hidup nyaman di Inggris, Roble adalah pengungsi dari Somalia. Keluarganya memutuskan untuk menjalani hidup baru di Wembley, London, Inggris, setelah melarikan diri dari perang di negara asal mereka.

"Saya tinggal di Wembley, tepat bersebelahan dengan Stadion Wembley. Apa lagi yang bisa Anda minta? Saya bisa mendengar sorak-sorai penonton dari halaman rumah. Saya sekeluarga selalu bermain sepak bola usai sekolah," kata wanita berhijab ini.

Dilansir dari Insider, 17 Agustus 2020, Roble tumbuh sebagai gadis periang yang sangat mencintai sepak bola. Ia sering main sepak bola dengan anak laki-laki walaupun orangtuanya tak menyukai putrinya menekuni cabang olahraga terpopuler di dunia itu. Roble berusaha memahami kekhawatiran orangtuanya tapi kecintaannya pada sepak bola sudah melebihi segala yang ia inginkan.

"Saya menghormati orangtua saya, karena itu saya patuh kepada mereka. Saya tidak menjadi pemain, tapi tetap mengejar karier di lingkungan sepak bola," terang JJ.

"Saya kemudian mencoba menjadi wasit. Itu saya lakukan hanya karena saya ingin menjajal hal baru dan memberikan sumbangsih buat komunitas perempuan di sini (Inggris), kalau kami juga bisa, berkiprah di sepak bola profesional," tambahnya.

Meski begitu, tak mudah baginya untuk mewujudkan mimpinya berkarier sebagai wasit profesional. Ia harus mengalami dan mengatasi berbagai masalah, mulai dari masalah bahasa Inggris yang awalnya belum terlalu dikuasai sampai masalah diskriminasi karena ia memakai hijab.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mimpi Besar

JJ rutin menjadi wasit pada pertandingan sepak bola, baik itu wanita maupun pria. Pada awalnya, ia terkejut karena sering menerima cemoohan, apalagi ada hijab di kepalanya.

"Tapi makin ke sini makin terbiasa. Justru saya suka reaksi mereka ketika terkejut," ungkap JJ. 

Roble tak memungkiri, pernah mendapatkan diskriminasi dari para pemain. Tapi, ia punya cara sendiri untuk mengatasinya.

"Saya, akan lawan. Pernah suatu hari, pemain-pemain akan mengatakan, 'Apa yang kau lakukan? Ini adalah permainan laki-laki'. Saya akan balas ucapannya dengan mengatakan bahwa sepak bola adalah permainan laki-laki dan perempuan. Anda kesal karena gagal mencetak gol, lebih baik fokus bertanding'," ujar Roble.

"Mungkin karena ucapan saya itu, biasanya mereka akan menghampiri saya usai pertandingan, mengucapkan permintaan maaf, dan tak jarang saya dipuji karena kepemimpinan saya di lapangan sangat bagus," katanya lagi.

Roble juga berharap semakin banyak wasit wanita yang akan memimpin pertandingan sepakbola. Tujuan tertingginya adalah mewasiti pertandingan final kompetisi bergengsi. Suatu hari nanti ia ingin menjadi wasit utama di Liga Primer Inggris dan di laga internasional seperti Piala Eropa atau Piala Dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.