Sukses

Dampak Pandemi Corona, Pizza Express Bakal Tutup 73 Restorannya di Inggris

Sebanyak 73 restoran Pizza Express akan ditutup permanen akibat pandemi corona Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 membuat banyak restoran tutup di banyak negara, salah satunya Inggris. Sebuah restoran pizza, Pizza Express, akan menutup 73 restorannya di seluruh Inggris dengan potensi kehilangan 1.100 pekerjaan.

Selain pandemi corona Covid-19, perusahaan juga menuding akibat terjadinya lockdown. Dengan keputusan tersebut, maka 16 persen restorannya akan ditutup, dilansir dari laman Metro, Rabu (19/8/2020).

Perusahaan yang saat ini memiliki sekitar 454 restoran di Inggris itu, mengatakan malam ini pihaknya telah menyelesaikan proposal untuk mengurangi biaya restoran dan sewa melalui pengaturan sukarela perusahaan (CVA). Meskipun mayoritas restorannya menguntungkan sebelum lockdown diberlakukan, pendapatan telah menurun di seluruh restoran Pizza Express selama tiga tahun terakhir.

Ditambahkan, bahwa pengurangan pendapatan yang disebabkan oleh penutupan paksa semua restoran. Biaya pembukaan kembali dan masa depan ekonomi Inggris yang tidak pasti berarti biaya sewa tidak lagi berlanjut.

Zoe Bowley, direktur pengelola Pizza Express untuk Inggris dan Irlandia, mengatakan dampak pandemi global membuat pihaknya harus membuat beberapa keputusan yang sangat sulit. Terutama untuk melindungi Pizza Express untuk jangka panjang.

"Hari ini kami telah mengonfirmasi bahwa 73 restoran pizza kami akan ditutup secara permanen," ujar Bowley.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemilihan Restoran

Bowley mengatakan dalam banyak kasus, restoran-restoran yang dipilih untuk ditutup, karena dekat dengan Pizza Express lain yang telah dibuka kembali atau segera dibuka kembali.

"Fokus kami adalah pada orang-orang kami yang pekerjaannya terkena dampak dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memindahkan mereka atau mendukung mereka dalam menemukan pekerjaan di tempat lain," sambung Boyle.

Pizza Express yang mayoritas dimiliki oleh perusahaan China Hony Capital, juga menegaskan telah menyewa penasihat dari Lazard untuk memimpin proses penjualan bisnis. Pihaknya akan mengadakan pertemuan virtual untuk kreditor pada 4 September 2020 untuk meminta persetujuan atas langkah-langkah yang ditetapkan dalam CVA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.