Sukses

Marks & Spencer Minta Maaf Soal Warna Bra yang Dinilai Rasis

Bra warna cokelat berkonotasi negatif. Sementara kata yang lebih positif digunakan untuk warna yang lebih terang.

Liputan6.com, Jakarta - Marks & Spencer meminta maaf atas tudingan adanya rasisme terselubung atas warna braproduk mereka. Permintaan maaf itu berawal dari Kusi Kimani dari East Sussex yang terkejut ketika menemukan bra cokelat di situs web retailer itu bernama 'tembakau'.

Sementara, warna yang lebih terang dari bra Marks & Spencer Collection seharga 12 pound sterling atau Rp233 ribu itu digambarkan sebagai 'cinnamon' dan 'fudge', seperti dilansir dari laman Mirror, Kamis, 13 Agustus 2020.

Kimani mengeluhkan bra itu karena warna kulitnya berkonotasi negatif. Sementara, kata yang lebih positif digunakan untuk warna yang lebih terang.

Namun dua bulan setelah keluhan awal, bra tersebut masih dijual dengan warna 'tembakau' di situs web Marks & Spencer. Pengecer tersebut berjanji untuk menghapus nama tersebut.

"Saya melihatnya sekitar dua minggu setelah kematian George Floyd dan itu sangat kasar untuk dilihat pada saat itu. Mengapa tidak menyebutnya cokelat, karamel, atau cokelat - makanan penutup yang manis? Tapi mereka menggunakan (warna bra) 'tembakau'. Saya terkejut saat melihatnya," katanya kepada Mirror.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Meninjau Penamaan Bra

Kimani menambahkan, penamaan warna 'tembakau' menyakitkan bagi dirinya dan teman-temannya. Jika seorang gadis muda yang sudah tidak nyaman melihat warna kulitnya, maka ia akan merasa lebih terasing.

"Melihat bahwa 'tembakau' untuk warna kulit mereka akan membuat mereka merasa tidak diinginkan oleh masyarakat. Tembakau disebut dalam masyarakat sebagai sesuatu yang buruk, tidak sehat, dan sangat mungkin membunuh - 'merokok membunuh'," imbuhnya.

Kasus tersebut, menurut Kimani, merupakan contoh bagaimana bias tertanam dalam masyarakat dan memicu rasisme, baik terang-terangan atau terselubung. Ia menyebut penamaan bra 'tembakau' itu merupakan rasisme terselubung.

Sementara itu, pihak Marks & Spencer mengungkapkan bahwa nama tersebut diambil dari palet nama yang ada dan tidak dirancang untuk menyesuaikan dengan warna kulit. Namun, pihaknya akan meninjau tentang penamaan tersebut.

"Saya ingin meyakinkan Anda bahwa pilihan nama sama sekali tidak dimaksudkan untuk membawa konotasi negatif. Kami meninjau tren desain di pasar setiap tahun untuk memastikan kami menawarkan palet modis kepada semua pelanggan kami, dan kami secara aktif meninjau konvensi penamaan kami berdasarkan umpan balik yang kami terima," jelas mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.