Sukses

Kulkas Komunitas, Cara Unik Warga Los Angeles Berbagi dengan Sesama di Masa Pandemi

Kulkas komunitas membuat seseorang yang memerlukan makanan gratis tak malu ataupun merasa diremehkan karena mengambilnya.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kulkas berdiri di trotoar di luar kedai kopi Little Amsterdam, Los Angeles, Amerika Serikat. Kulkas tersebut bukan kulkas biasa, melainkan kulkas komunitas yang bersuhu dingin, bersih, dan terisi penuh dengan bahan makanan.

Di dalam kulkas tersebut terdapat satu karton telur, squash, kale, makanan siap saji, hingga setengah galon susu. Sementara, bagian luarnya dihias dengan mural bergambar seorang pemuda yang memakan sebuah apel dan rambut keritingnya bertuliskan 'Makan untuk Hidup'.

Joshua Mock, pemilik kedai kopi Little Amsterdam bersedia menjadi tuan rumah kulkas itu. Kulkas menjadi media berbagi yang diinisiasi oleh Los Angeles Community Fridges.

Komunitas tersebut ingin agar masyarakat terlibat dalam kegiatan serupa, menyediakan kulkas berisi makanan gratis di seluruh kota, dan menawarkan sumber daya dan tips bagi masyarakat agar bisa melakukan hal serupa. Tak hanya individu, para pengusaha dan organisasi juga bergabung dalam menyediakan kulkas komunitas tersebut.

Sejauh ini, gerakan tersebut sudah didukung jejaring yang terdiri dari lebih 60 penyelenggara di seluruh Los Angeles. Terinspirasi upaya serupa di New York, termasuk kolektif aktivis A New World in Our Hearts, ide itu bertujuan memberdayakan masyarakat, memberi makan orang-orang, dan menghilangkan sampah makanan.

"Kelangkaan pangan adalah mitos, dan masyarakat kami berhak diberi makan," kata Julia Lebow (25), seorang penyelenggara yang tergabung dalam LA Community Fridges, dikutip dari LA Times, Rabu (22/7/2020).

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tak Ada Syarat

Tidak seperti bantuan makanan tradisional, tidak ada formulir yang harus diisi maupun batasan berapa banyak makanan yang bisa diambil seseorang, bahkan tidak ada batasan berapa kali mereka bisa mengambil. Kulkas tersebut juga bersifat anonim, beroperasi 24 jam, dan tidak diatur atau diawasi oleh siapapun.

"Itu adalah syarat penting bagi semua oraang yang kekurangan pangan," kata Marina Vergara, penyelenggara kulkas komunitas dan kepala operasi Reach for The Tiop, sebuah organisasi yang menyediakan rumah transit bagi para gelandangan.

Reach for The Top menjadi tuan rumah pertama bagi kulkas komunitas di LA yang bertempat di salah rumah singgah di Mid-City. Kulkas tersebut mulai dibuka pada 6 Juli 2020, diikuti kulkas kedua yang kini dipindahkan ke selatan LA pada 7 Juli 2020.

Kulkas-kulkas itu selalu terisi penuh meski banyak yang memanfaatkannya. "Banyak orang tidak mencari bantuan karena status (keimigrasian) mereka," sambung Vergara. "Tidak ada keraguan untuk itu."

Vergara menambahkan alasan lain mengapa orang-orang lebih nyaman mengambil makanan dari kulkas komunitas ketimbang mencari bantuan pangan tradisional adalah karena harga diri yang dimiliki. "Hal itu membuat seseorang segan mencari bantuan," katanya.

3 dari 3 halaman

Bukan Amal

Para penyelenggara kulkas komunitas semakin banyak dalam beberapa pekan terakhir. Kebanyakan kulkas dicat dengan warna cerah dan desain menarik perhatian, dilengkapi dengan kata 'Makanan Gratis' atau 'Ambil yang Kau Perlukan, Tinggalkan yang Tidak Dibutuhkan' dalam bahasa Inggris dan Spanyol.

Penyelenggara kulkas gratis bersikeras apa yang dilakukannya bukan amal, sesuatu yang bisa dianggap meremehkan pihak penerima, melainkan berbagi bersama.

"Berbagi bersama menekankan bahwa ini berasal dari masyarakat," kata Ian Cohen, penyelenggara lain yang tergabung dalam jejaring tersebut. "Kami tidak memberi apapun. Kami hanya menaruh sumber daya di tempat mereka yang membutuhkan karena sesungguhnya sumber daya itu tersedia. Masalahnya hanya mendistribusikannya secara efisien.

Kulkas tersebut umumnya disediakan gratis di Craiglist, dan dipindahkan oleh anggota komunitas yang memiliki truk. Sementara, makanannya didapat dari supermarket, dapur makanan, layanan katering, rumah dan kebun seseorang, dan kadangkala dari restoran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.