Sukses

Ditolak Barista Starbucks karena Tak Bermasker, Konsumen Tuntut Kompensasi 50 Ribu Dolar AS

Konsumen tersebut sebelumnya mempermalukan barista Starbucks setelah ditolak dilayani karena tak bermasker.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang perempuan di San Diego, Amerika Serikat, membuat gara-gara. Ia bersitegang dengan seorang barista Starbucks, bulan lalu, karena menolak memakai masker. Akibatnya, si barista menolak melayani pesanan konsumen bernama Amber Lynn Gilles itu.

Barista bernama Lenin Gutierrez ini semata merujuk pada aturan yang berlaku di negara bagian itu, yakni mengharuskan siapa pun memakai masker saat beraktivitas di luar rumah. Namun, perempuan tersebut tetap menolak memakai masker. Ia pun mempermalukan barista tersebut dengan menyebar foto Lenin di media sosial.

Gilles juga menulis keterangan, "Inilah Lenin dari Starbucks yang menolak melayaniku karena aku tidak memakai masker. Lain kali, aku akan menunggu polisi dan membawa keterangan medis."

Publik pun bersimpati dengan kejadian yang menimpa Lenin. Mereka menggalang donasi untuk barista tersebut hingga terkumpul 100 ribu dolar AS. 

Setelah dana terkumpul, Gilles kembali berulah. Ia menuntut diberikan setengah dari dana yang terkumpul untuk Lenin. Pada media lokal, KGTV, dikutip dari People, Jumat (17/7/2020), ia menganggap berhak dengan setengah donasi karena ia merasa jadi korban diskriminasi. 

"Itu diskriminasi dan semua orang setuju saja dengan tindakan itu dan mendukung, bahkan memberi hadiah atas perilaku tersebut," kata Gilles.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekam Medis

Gilles mengaku dirinya punya masalah kesehatan, seperti kesulitan bernapas, pusing, dan jantung berdebar kencang. Ia juga mengklaim mengidap asma dan menderita jerawat akibat pemakaian masker. "Jadi ada banyak hal yang terjadi dan tidak hanya itu, pengobatannya tidak berhasil," sambungnya.

KGTV melaporkan bahwa Gilles menunjukkan dua dokumen untuk membuktikan klaimnya. Rekam medis pertama adalah pemeriksaan panggul mulai 2015, dengan hasil yang mengatakan "kemungkinan fibroid eksofit timbul dari dinding anterior uterus berukuran 2,9 cm," dan "kista ovarium kiri 2,5 cm."

Dokumen kedua adalah catatan tangan dengan kop surat berasal dari chiropractor lokal mengklaim bahwa Gilles memiliki masalah pernapasan yang mencegahnya memakai masker atau tutup muka apapun. Namun, identitas chiropractor tidak diungkap jelas sehingga mengundang keraguan.

Gilles hanya menyatakan mereka berdedikasi untuk menyediakan perawatan dan pengobatan non-invasif. "Mereka benar-benar dokter," ujarnya.

Selain itu, perempuan tersebut kini mulai menggalang dana untuk biaya hukum agar bisa menuntut siapa pun. Ia mengaku tak menyesal dengan insiden di Starbucks. 

"Aku merasa akulah yang semestinya mendapat permintaan maaf," kata Gilles.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.