Sukses

Mengintip Fasilitas Canggih Bandara Tersibuk di Dunia Usai Covid-19 Menerpa

Covid-19 mengubah cara bandara beroperasi, tak terkecuali di bandara tersibuk di dunia ini. Di manakah itu?

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 telah menghancurkan industri penerbangan, maskapai penerbangan, dan bandara di seluruh dunia karena penumpang nyaris tak ada. Mereka juga menghentikan inovasi baru kecuali di satu hal, meyakinkan penumpang waspada pandemi saat perjalanan.

"Apa pun kenormalan baru...itu akan menjadi lebih dan lebih melayani sendiri," kata Sean Donohue, kepala eksekutif Bandara Internasional Dallas-Forth Worth (DFW) kepada Reuters, seperti dikutip dari Japan Today, Rabu (15/7/2020).

Bandara ini bekerja sama dengan American Airlines--yang pangkalannya di DFW--untuk melakukan check-in mandiri untuk bagasi, dan semua toiletnya yang akan sepenuhnya tanpa sentuhan pada akhir Juli 2020. Dengan teknologi yang dikembangkan oleh Infax Inc. bak cuci tangan, sabun, toilet pembilasan, dan dispenser kertas tisu, akan dilengkapi dengan sensor untuk mengingatkan pekerja ketika persediaan sedikit.

"Salah satu keluhan terbesar yang dihadapi bandara adalah toilet," kata Donohue. Dallas sedang menguji coba tiga opsi teknologi untuk check-in bagasi, yakni Amadeus's ICM, SITA, dan Materna IPS.

DFW telah menjadi bandara tersibuk di dunia, menurut angka dari perusahaan analitik perjalanan Cirium. Sebagian berkat strategi oleh operator global Amerika untuk memusatkan sebagian besar jadwal penerbangan selama pandewi lewat Texas.

Saksikan video pilihan di bawah ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Boarding Biometrik

Tahun lalu, DFW meluncurkan boarding biometrik - di mana wajah Anda adalah boarding pass Anda - untuk penerbangan internasional dan memanfaatkan ketenangan lalu lintas internasional untuk bekerja dengan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS dengan menggunakan teknologi VeriScan untuk penumpang yang datang juga.

Delta Air Lines membuka terminal biometrik AS pertama di Atlanta pada 2018, dan beberapa bandara di Eropa dan Asia juga menggunakan teknologi pengenalan wajah. Namun, hal itu telah memunculkan sejumlah kekhawatiran, dengan studi pemerintah AS menemukan bias rasial dalam teknologi dan Uni Eropa awal tahun ini telah melarang penggunaannya di tempat-tempat umum karena masalah privasi.

Bandara Dallas juga menguji teknologi baru seputar sanitasi yang lebih baik, dimulai dengan teknologi ultraviolet yang dapat membunuh kuman sebelum bersirkulasi ke dalam sistem Heating Ventilation dan Air-Conditioning (HVAC). Bandara juga menggunakan alat pengasapan elektrostatik dan mempekerjakan 150 orang yang mensanitasi area yang sering disentuh secara manual.

"Teknologi ini kritikal karena bisa sangat efisien," kata Donohue.

DFW telah menginvestasikan jutaan dolar untuk anggaran pembersihan dan sanitasi ketika pandemi terjadi. Di saat yang sama, bandara menangguhkan 100 juta dolar AS untuk program modal dan mengurangi setengah biaya operasi yang berkisar 20 persen untuk mengatasi pukulan kepada industri akibat Covid-19, padahal sebulan lalu sedang bersiap untuk tumbuh.

Sekitar 114.000 pelanggan datang dan pergi melalui DFW pada 11 Juli, sebuah peningkatan jumlah dari hana 10 ribu orang per hari selama April. Namun, jumlah itu hanya setengah volumen tahun lalu.

Bandara DFW juga sempat menguji teknologi minim kontak untuk mengecek suhu tubuh karyawan, tetapi saat ini belum berencana mengujinya kepada penumpang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.