Sukses

Visual Para Pekerja Jarak Jauh di Masa Depan yang Tak Mampu Jaga Badan

Sebuah perusahaan memberi gambaran visual para pekerja jarak jauh yang tak memprioritaskan kesehatan tubuh. Hasilnya mengejutkan.

Liputan6.com, Jakarta - Jutaan pekerja mendadak menjadi karyawan jarak jauh saat pandemi corona Covid-19 melanda di penjuru dunia pada awal 2020. Sebuah temuan terbaru memprediksi masa depan tak terlalu cerah bagi mereka yang gagal mempertahankan kebiasaan sehat saat mereka bekerja dari rumah dalam jangka panjang.

Platform discovery pekerjaan DirectlyApply baru-baru ini meluncurkan model visual. Model visual tersebut berupa gambar pekerja jarak jauh di masa depan dalam 25 tahun jika mereka tak mereformasi kebiasaan buruk sekarang, dilansir dari Fox News, Jumat, 3 Juli 2020.

Sosok pekerja itu mereka beri nama Susan. Ia menderita ketegangan mata digital, postur tubuh yang buruk, tech neck, obesitas, dan peningkatan stres karena kurangnya kontak dengan manusia. Tetapi masih banyak lagi dampak lainnya.

Susan secara dramatis menggambarkan dampak fisik yang mungkin diderita pekerja jarak jauh jika mereka gagal memprioritaskan kesehatan fisik dan mental. Susan diciptakan dalam kemitraan dengan tim psikolog klinis dan pakar kebugaran untuk menyoroti efek kerja terisolasi pada tubuh.

"Pembatasan akses sosial telah memaksa orang di seluruh dunia ke dalam apa yang telah menjadi eksperimen kerja jarak jauh terbesar di dunia," kata juru bicara situs pencarian kerja.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kiat Positif

Situs pencarian kerja ini berbasis di London, yang juga beroperasi di AS dan Kanada. Situs tersebut berbagi kiat positif untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental saat bekerja dari jarak jauh di tengah masa depan yang tidak pasti.

Untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan selama masa pandemi ini, pekerja jarak jauh didorong untuk tetap pada rutinitas untuk mengoptimalkan produktivitas sembari memelihara hubungan sosial dengan rekan kerja walau secara virtual saja.

Selain itu, mereka juga harus berolahraga. Hal itu menyiratkan bahwa harus ada pembagian antara ruang kerja dan ruang untuk mempromosikan keseimbangan kerja dan hidup yang sehat.

Pekerja diminta untuk tetap menyisihkan waktu luang dengan bijak demi mendukung kesehatan emosional. Jika Anda masih merasa perlu diatur, lihat kiat ini untuk meningkatkan produktivitas saat bekerja dari rumah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.